Site icon Jernih.co

Pemilu AS: Siapa pun Yang Menang, Ribuan Orang Kaya Hengkang

JERNIH — Sejumlah besar orang kaya diperkirakan akan meninggalkan AS setelah pemilihan umum 5 November, tidak peduli siapa pun yang menang.

CNBC melaporkan alasan para orang kaya itu sederhana, yaitu mengantisipasi ketidakstabilan politk dan sosial pasca pemilihan presiden.

Pengacara dan penasehat imigrasi telah mengamati sejumlah besar klien yang ingin memperoleh paspor kedua, atau pergi dari AS dan tak kembali lagi.

Menurut jaringan televisi itu, ketika sebagian orang berbicara tentang pindah ke negar lain, banyak individu kaya raya bertindak dengan mencari paspor kedua.

Dominic Volek, kepala kelompok klien swasta di Henley & Partners, mengatakan setidaknya jumlah orang kaya yang hengkang 30 persen lebih banyak dibanding tahun lalu. Namun, Volek tidak menyebut angka.

Henley & Partners adalah konsultan yang memberi nasihat kepada individu dengan kekayaan bersih sedemikian tinggi tentang migrasi internasional.

Volek mengatakan warga kaya AS kini menjadi basis klien terbesar perusahaannya, yang mencakup setidaknya 20 persen dari bisnisnya.

Davi Lesperance, mitra pengelola Lesperance and Associates — firma pajak dan imigrasi internasional — mengatakan jumlah warga AS yang meminta nasehatnya tentang pindah ke luar negeri meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

Eksodus warga AS dari negeri berjuluk Paman Sam sebenarnya bukan fenomena baru. Sejak pandemi Covid-19, banyak warga kaya AS mempertimbangkan pindah ke luar negeri.

Pemilihan presiden kali ini, yang akan digelar 5 November, meningkatkan minat orang kaya untuk pindah. Sebagian besar mengincar negara-negara Eropa, terutama Portugal, Malta, Yunani, Spanyol, dan Italia.

Survei Arton Capital, Oktober lalu, menemukan 53 persen jutawan AS mengatakan cenderung ingin meninggalkan AS setelah pemilihan umum, terlepas siapa yang menang.

Arton Capital adalah perusahaan pemberi nasehat tentang program imigrasi,

Jutawan muda yang paling mungkin untuk pergi. Rincinya, mereka yang berusia 18 sampai 29 tahun, tapi dengan kekayaan membludak, mengatakan sangat tertarik mendapatkan visa emas — yaitu hak investor untuk tinggal di negara Eropa tertentu.

Armand Arton, pendiri Arton Capital, mengatakan survei menunjukan banyak orang AS lelah dengan perpecahan politik dalam negeri. “Mereka sedang mengamankan taruhan mereka dan mengamankan tempat tinggal di luar negeri,” kata Arton.

Pemilu AS tinggal dua hari lagi. Jajak pendapat terakhir memperlihatkan Donald Trump dan Kamala Harris memiliki peluang sama untuk menang. Artinya, persaingan sangat ketat.

Trump dan Harris mengalami kebuntuan di negara-negara bagian yang menjadi medan tempur keduanya. Bahkan tidak satu pun dari keduanya yang memiliki keunggulan lebih dua poin.

Exit mobile version