Lebanon telah dijalankan oleh pemerintahan sementara selama hampir satu tahun. Sementara itu mata uangnya mengalami keruntuhan, lapangan pekerjaan telah menghilang, dan bank-bank pun membekukan rekening. Kejatuhan ekonomi adalah krisis terburuk Lebanon sejak perang saudara 1975-1990.
JERNIH– Pengusaha kaya Lebanon dan mantan perdana menteri Najib Mikati siap untuk ditunjuk sebagai perdana menteri hari Senin, setelah memenangkan dukungan dari sebagian besar partai utama untuk membentuk pemerintahan baru di tengah krisis keuangan yang dihadapi Lebanon. Sebelumnya, sebuah ‘klub’ mantan perdana menteri Sunni Lebanon hari Minggu mengatakan, mereka mendukung pilihan terhadap Mikati, yang pernah memegang jabatan itu dua kali, dalam upaya lain untuk mengakhiri kebuntuan politik Lebanon.
Di antara pendukung Mikati adalah politisi veteran Saad al-Hariri, yang meninggalkan upayanya untuk membentuk pemerintahan baru pekan lalu setelah hampir 10 bulan gagal mencapai kesepakatan dengan Presiden Michel Aoun.
Langkah Hariri menandai puncak dari konflik berbulan-bulan untuk posisi kabinet antara dia dan Aoun, kepala negara dari Kristen Maronit, yang bersekutu dengan kelompok Muslim Syiah bersenjata yang didukung Iran, Hizbullah.
Sebuah sumber politik senior mengatakan, sebagian besar blok parlemen utama negara itu sepakat untuk menunjuk Mikati. Tidak seperti banyak pemimpin Lebanon, dia tidak berasal dari salah satu dari banyak dinasti politik, tetapi merupakan salah satu pengusaha paling sukses di negara itu.
Hizbullah dan sekutunya, gerakan Amal Syiah yang dipimpin Ketua Parlemen Nabih Berri, diperkirakan juga akan menunjuk Mikati. Aoun diperkirakan akan menunjuk Mikati di kemudian hari, setelah dia mengakhiri konsultasi dengan blok parlemen pada hari Senin ini.
Presiden diharuskan untuk mengajukan calon dengan tingkat dukungan terbesar di antara anggota parlemen.
Setelah ditetapkan, proses sulit untuk membentuk pemerintahan baru yang menjamin kesepakatan kelas politik Lebanon yang terpecah-pecah, akan kembali dimulai.
Lebanon telah dijalankan oleh pemerintahan sementara selama hampir satu tahun. Sementara itu mata uangnya mengalami keruntuhan, lapangan pekerjaan telah menghilang, dan bank-bank pun membekukan rekening. Kejatuhan ekonomi adalah krisis terburuk Lebanon sejak perang saudara 1975-1990.
Dalam sistem politik Lebanon, jabatan perdana menteri harus dipegang oleh seorang Muslim Sunni, sedangkan kursi kepresidenan dipegang seorang Kristen Maronit.
Pemerintah negara-negara Barat telah menumpuk tekanan pada politisi Libanon untuk membentuk pemerintahan yang dapat mengatur tentang reformasi negara yang korup, mengancam sanksi dan mengatakan dukungan keuangan tidak akan mengalir sebelum reformasi dimulai. [South China Morning Post]