Site icon Jernih.co

Perwakilan Pribumi Australia Kepada Raja Charles III: Kau Bukan Raja Kami, Ini Bukan Tanahmu

JERNIH — Resepsi Raja Charles III dan Ratu Camilla di gedung parlemen Australia di Canberra, Senin 21 Oktober, diinterupsi omelan seorang anggota parlemen masyarakat pribumi.

Lidia Thorpe, senator masyarakat pribumi Australia, melangkah maju setelah Raja Charles III menyelesaikan pidatonya. Mengenakan jubah bulu asli, Thorpe meracau hebat di depan Raja Charles III.

“Anda melakukan genosida terhadap rakyat kami,” kata Lidia Thorpe, senator independen. “Kembalikan tanah kami. Kembalikan semua yang Anda curi dari kami. Tulang-tulang dan tengkorak nenek moyang kami. Bayi-bayi kami. Anda menghancurkan tanah kami.”

“Ini bukan tanah Anda. dan Anda bukan raja kami. Persetan dengan koloni,” teriak Thorpe saat dikawal petugas keamanan keluar gedung parlemen.

Daily Mail melaporkan Raja Charles dan Ratu Camilla terlihat menertawakan aksi Thorpe.

Thorpe menuntut sebuah perjanjian antara pemerintah Australia, yang notabene kulit putih keturunan Britania, dengan First Nations. Sejauh ini Autralia menjadi satu dari sedikit negara persemakmuran Inggris yang belum menandatangani perjanjian antara negara bagian dan masyarakat pribumi.

Pribumi Australia menolak meyebebut atau disebut Aborigin. Mereka mengadopsi istilah First Nations, atau bangsa pertama, untuk membuat jarak dengan bangsa berikut yang menjajah Australia.

Kata First Nations kali pertama digunakan penduduk asli Kanada untuk mengganti kata Indian. Sebab, Indian adalah kata yang mengandung penghinaan. Penduduk asli Australia juga melihat Aborigin sebagai kata yang menghina, yang bertahun-tahun digunakan warga kulit putih penjajah tanah mereka.

“Berikan kami perjanjian. Kami menginginkan perjanjian di negara ini,” kata Thorpe.

Sebelumnya, Thorpe — pengacara kedaulatan adat — ikut serta dalam protes di luar Australian War Memorial, yang dikujungi bangsawan Inggris. Ia dikabarkan terlibat pertengkaran singkat dengan polisi dan nyaris ditangkap.

PM Australia Anthony Albanese menghibur Raja Charles III dengan mengatakan; “Yang Mulia sangat diterima di sini.” Mantan PM Tony Abbott menuduh Thorpe terlibat dalam eksibisionisme politik yang tidak menguntungkan.

Museum Australia mencatat setidaknya terjadi 270 pembantaian penduduk asli Australia oleh penjajah kulit putih antara akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-20. Pembantaian itu disetujui negara sebagai bagian pembasmian tuntas penduduk asli.

Akibat tindakan itu, populasi penduduk asli Australia dari satu sampai 1,5 juta menjadi kurang 100 ribu pada awal 1900-an.

Exit mobile version