Site icon Jernih.co

Roman Abramovich Diduga Diracun Saat Membantu Ukraina Berunding dengan Rusia

JERNIHRoman Abramovich, juragan Rusia pemilik Chelsea, dan tiga anggota tim perunding Ukraina diduga diracun setelah pertemuan di Kyiv awal Maret lalu.

Mengutip orang-orang yang mengetahui masalah itu, Wall Street Journal dan Bellingcat, Senin 29 Maret melaporkan mengalami gejala keracunan seperti mata merah dan berair yang menyakitkan, serta kulit tangan dan wajah mengelupas.

BACA JUGA:

Abramovich, menurut dua media itu, juga mengalami kebutaan selama beberapa jam. The Guardian melaporkan sang juragan yang sedang mencoba menjual Chelsea dirawat di sebuah rumah sakit di Turki.

Abramovich, oligarki Rusia yang disebut-sebut dekat dengan Presiden Vladimir Putin, datang ke Kyiv atas permintaan pemerintah Ukraina untuk membantu merundingkan diakhirinya invasi Rusia ke Ukraina.

Analis di situs Bellingcat mengkonfirmasi tiga anggota delegasi, termasuk Abramovich, menghadiri pembicaraan damai Ukraina-Rusia pada 3 Maret. Ketiganya mengalami geja yang konsisten dengan keracunan senjata kimia.

Abramovich bukan satu-satunya pengusaha Rusia yang terlibat dalam perundingan ini, namun The Guardian tidak menyebut lainnya. Rustem Umerov, anggota parlemen Ukraina dari komunitas Muslim Tatar Krimea, juga terlibat dalam negosiasi.

Menurut Bellingcat, pembicaraan damai itu berlangsung sekitar pukul 22:00 waktu Ukraina.

Mengutip para ahli, situs investigasi itu mengatalah dosis dan jenis racun yang digunakan tidak cukup mengancam jiwa. Kemungkinanya adalah racun digunakan untuk menakut-nakuti korban, bukan menyebabkan kerusakan permanen.

“Racun itu tidak dimaksudkan untuk membunuh,” kata Christo Grozev, seorang penyelidik dari Bellingcat. “Ya, hanya peringatan.”

Menurut Grozev, dua tahun lalu agen Kremlin meracuni pemimpin oposisi Alexei Navalny dengan racun saraf. Ia yakin jenis racum yang sama juga digunakan untuk menyerang Abramovich dua perunding Ukraina.

Namun, masih menurut Grozev, tidak ada sampel yang dapat dikumpulkan tepat waktu bagi ahli forensik untuk mendeteksi jenis racun.

Tidak ingin memanaskan situasi, juru runding Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan; “Rustem Umerov mendesak orang-orang tidak mempercayai informasi yang belum diverifikasi.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak menyinggung soal kemungkinan keracunan yang dialami Abramovich dan dua juru rundingnya. Wall Street Journal mengatakan juru bicara kepresidenan Ukraina tidak emmiliki informasi tentang serangan itu.

Zelensky membenarkan pemerintahnya menerima tawaran dukungan dari pengusaha Rusia, termasuk Abramovich, yang ingin melakukan sesuatu dan membantu mengurangi serangan Rusia yang menewaskan ribuan orang.

Kremlin kali pertama mengakui keterlibatan Abramovich dalam perundingan itu pekan lalu. Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pekan lalu bersikeras mengatakan oligarki itu tidak lagi menjadi bagian tim perunding Ukraina.

“Dia ambil bagian dalam perundingan tahap awal,” kata Peskov. “Kini, hanya ada pihak Rusia dan Ukraina yang berunding.”

Exit mobile version