- Seraya menyinggung Sulteng, Ibrahim Marsela mengingatkan pentingnya memilih putra-putri daerah untuk memimpin Sultra.
- Tina Nur Alam mengatakan Sultra terdiri dari empat pilar; Buton, Muna, Moronene, dan Tolaki, yang melahirkan pemimpin.
BAUBAU — Tokoh Buton Ibrahim Marsela mengajak masyarakat jazirah Buton Raya memilih calon gubernur (Cagub) Sulawesi Tenggara (Sultra) Tina Nur Alam.
“Tina Nur Alam punya integritas yang tidak ditemukan di calon lain,” kata Ibrahim Marsela, mantan wakil walikota Baubau yang kini menduduki kursi ketua Yayasan Pendidikan Indonesia Kepulauan Buton atau Yapik Buton. “Beliau juga dekat dengan masyarakat.”
Menurut Ibrahim Marsela, yang juga pengusaha nasional asal Buton, sangat penting memilih pemimpin dari daerah sendiri dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) November 2024.
“Kita tidak ingin seperti Sulawesi Tengah (Sulteng). Begitu dipimpin orang luar, peluang ekonomi dan birokrasi diambil semua dan sulit diraih kembali,” ujar pemilik Universitas Muslim Buton (UMU) itu.
Senada dengan Ibrahim Marsela, Tina Nur Alam — yang berbicara di hadapan ratusan anggota tim relawan dan pendukung — mengatakan Sultra tersusun dari empat pilar: Buton, Muna, Moronene, dan Tolaki.
Sepanjang sejarah, lanjut Tina Nur Alam, generasi empat pilar ini telah membuktikan putra daerah mampu memimpin Sultra. “Kita sudah buktikan, dari Buton ada Pak Alimazi, dari Muna ada Pak La Ode Kaimuddin, dan Pak Nur Alam dari Tolaki. Kalau kita bisa kenapa harus dipimpin orang lain,” kata Tina Nur Alam.
Mantan Anggota DPR RI dua periode ini juga memaparkan komitmennya untuk melaksanakan Program Bahteramas sebagaimana era kepemimpinan gubernur Sultra Nur Alam.
Program Bahteramas memiliki tiga pilar yakni pendidikan gratis melalui program Cerdas Sultraku, kesehatan gratis dan dana block grand untuk desa-desa.
“Untuk dana block grant nanti kita akan tingkatkan dari 100 juta per tahun di era Bapak Nur Alam, menjadi Rp 300 juta per desa per tahun,” ujar Tina Nur Alam.
Di kesempatan sama, Nur Alam menegaskan relawan adalah benteng terakhir terhadap intervensi orang luar daerah yang hendak mengambil alih kepemimpinan daerah.
Mantan Gubernur Sultra dua periode ini juga menyinggung adanya aksi pembagian beras kepada masyarakat yang dilakukan salah satu calon untuk membeli suara.
“Jangan jual kehormatan daerahmu dengan lima liter beras. Nanti kalau daerah kita sudah diambil orang baru menyesal. Karena kalau orang luar sudah memimpin, tidak ada harapan lagi orang lokal bisa jadi pemimpin,” kata Nur Alam.
Ia juga mengatakan hasil survei sejumlah lembaga menempatkan Tina Nur Alam di posisi tertinggi. Ini membuktikan kemenangan tinggal sedikit lagi.
“Untuk saat ini angka survei Ibu Tina Nur Alam mencapai 40 persen. Saya mengajak seluruh tim relawan membetot hati masyarakat untuk bergabung dengan barisan Tina Nur Alam,” Nur Alam mengakhiri.