JAYAPURA – Tanggal 1 Desember menjadi hari penting bagi masyarakat Papua, sebab di tanggal itu merupakan Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (HUT OPM). Kerap sebelum peringatan, biasanya terjadi kontak tembak antara Kelompok Kriminan Bersenjata (KKB) dengan TNI-Polri.
Lihat saja, kemarin, Sabtu (30/11/2019), sebuah mobil pengawalan delta zone di sekitar Mile 60 RPU 47, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua ditembaki KKB. Penembakan diduga dilakukan oleh kelompok pimpinan Hengki Wamang.
Meski demikian, TNI mengklaim jika kondisi di Papua tetap aman terkendali hingga peringatan HUT OPM diadakan. “Kota Jayapura ramai, semuanya tadi Wamena meriah, aman, kondusif terkendali,” ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto, di Jayapura, Sabtu (30/11/2019) malam.
Meski demikian pihaknya berharap tak ada aksi yang dapat mengganggu stabilitas keamanan, kedamaian, yang sudah terbangun di wilayah Papua. Karena itu, sejumlah personel TNI-Polri dikerahkan ke wilayah tugas masing-masing. Bahkan ada peningkatan kesiapsiagaan pasukan.
“Dengan peningkatan kesiapsiagaan, kewaspadaan, aparat gabungan TNI-Polri yang sudah tergelar, itu harapannya seperti itu,” katanya.
“Kita berdayakan maksimalkan satu-satuan yang ada, pos-pos yang sudah tergelar, satuan tugas ataupun organik yang ada, satuan kewilayahan. Kalau penebalan di titik-titik tertentu tidak ada,” Eko menambahkan.
Sebelumnya, sekitar 15.50 waktu setempat, mobil yang mengangkut dua penumpang warga negara asing bernama Latif dan Mathew Philips ditembaki. Kendaraan itu tengah menunggu bus karyawan yang datang dari Terminal Gorong-gorong Timika. Beruntung tak ada korban.
“Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut,” kata Eko.
Karena itu, pihaknya mengimbau satuan tugas (Satgas) TNI-Polri tetap waspada terhadap aksi-aksi yang dilakukan kelompok-kelompok yang ingin membuat situasi tak kondusif di wilayah Papua.
Sementara Menko Polhukam, Mahfud MD, saat melakukan kunjungan kerja ke Papua jelang HUT OPM, mengatakan dari hasil pertemuan dengan sejumlah tokoh di wilayah itu, banyak mendapat fakta baru terkait penanganan masalah di Papua.
“Ternyata banyak hal yang selama ini belum menjadi berita di media, yang sebenarnya penting kita olah di Jakarta,” katanya.
Keinginan para tokoh untuk mengatasi berbagai masalah di Papua, lanjut Mahfud, patut diapresiasi dan direspons dengan cepat. Apalagi mereka menginginkan pemerintah lebih mengedepankan cara-cara persuasif. Misalnya pemberdayaan masyarakat adat, pemerataan pembangunan ekonomi, dan sejenisnya.
Ia pun memastikan situasi di Papua jauh lebih kondusif, tak seperti apa yang diberitakan. “Selama ini di pemberitaan selalu ributnya saja yang muncul,” ujar Mahfud.