Jernih.co

Ace Frehley: Kilatan Terakhir Sang “Spaceman” dari Kiss

Dari jalanan Bronx hingga panggung stadion, perjalanannya diwarnai bakat, pemberontakan, dan tragedi di akhir hidupnya. Inilah kisah lengkap tentang sang Spaceman yang berpulang 16 Oktober lalu, namun suaranya masih menggema dari balik kabut amplifier.

JERNIH –  Paul Daniel Frehley lahir di Bronx, New York, pada 27 April 1951, dari keluarga sederhana keturunan Belanda dan Jerman. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Sejak kecil, Paul sudah menunjukkan rasa ingin tahu tinggi terhadap musik dan teknologi — dua hal yang kelak menyatu sempurna dalam kariernya.

Ia mulai bermain gitar di usia remaja, belajar secara otodidak dengan meniru gaya Jeff Beck, Eric Clapton, dan Jimi Hendrix. Gitar baginya bukan sekadar alat musik, tetapi perpanjangan dari kepribadiannya yang liar dan eksentrik.

Menariknya, julukan “Ace” datang jauh sebelum dunia mengenalnya sebagai gitaris Kiss. Saat remaja, teman-temannya menjulukinya “Ace” karena reputasinya yang terkenal “jagoan” dalam urusan asmara — ia selalu berhasil “mendapatkan cewek” yang ia dekati. Julukan itu melekat begitu kuat hingga menjadi identitas panggungnya kelak. Dalam berbagai wawancara, Frehley sering tertawa mengenang asal-usul nama tersebut, menyebutnya sebagai “nama panggilan yang kebetulan cocok untuk seorang rocker.”

Menciptakan Petir di Atas Panggung

Perjalanan musik serius Ace dimulai ketika ia menemukan iklan di koran The Village Voice pada tahun 1972: audisi untuk band baru yang sedang mencari gitaris utama. Ia datang dengan tampilan eksentrik — jaket oranye mencolok dan sepatu bot perak — membuat Paul Stanley dan Gene Simmons langsung terkesan. Audisi itu menjadi titik awal terbentuknya band Kiss.

Ace bukan hanya gitaris, ia juga visioner visual. Ia merancang logo ikonik “KISS” dengan huruf “S” berbentuk petir yang kini mendunia. Persona panggungnya, The Spaceman, menggambarkan dirinya sebagai penjelajah kosmik — seseorang yang melayang di antara dunia nyata dan dunia imajinasi.

Album debut Kiss (1974) menandai langkah awal yang besar, di mana Ace menulis lagu seperti Cold Gin dan Love Theme from Kiss. Namun kisah heroiknya di atas panggung tidak selalu mulus. Pada 1976, ia tersengat listrik saat tampil di Florida dan hampir tewas. Dari pengalaman itu lahirlah lagu legendaris Shock Me, yang juga menjadi lagu pertama yang ia nyanyikan sendiri untuk Kiss.

Gemerlap, Konflik, dan Kejatuhan

Sepanjang dekade 1970-an, Ace menjadi roh dari suara keras dan atmosferik Kiss. Solo gitarnya yang khas — penuh efek, delay, dan gaya “melayang” — menjadi ciri yang membedakan band ini dari pesaing-pesaingnya. Namun di balik keberhasilan besar itu, konflik internal mulai tumbuh.

Ace sering tidak sejalan dengan Gene Simmons dan Paul Stanley yang mulai mendorong Kiss ke arah musik yang lebih pop dan teatrikal. Sementara itu, gaya hidup rock and roll yang keras membuatnya semakin terjerumus dalam alkohol dan obat penenang.

Ironisnya, ketika semua anggota Kiss merilis album solo pada 1978, justru album “Ace Frehley” lah yang paling sukses. Lagu New York Groove menjadi hit besar dan membawa namanya ke puncak tangga lagu Billboard. Namun keberhasilan itu tak cukup menyembuhkan luka di dalam band. Setelah serangkaian ketegangan dan kelelahan tur, Ace resmi keluar dari Kiss pada tahun 1982.

Frehley’s Comet dan Era Kebangkitan

Setelah meninggalkan Kiss, Ace membentuk band Frehley’s Comet, yang melahirkan beberapa album seperti Frehley’s Comet (1987) dan Second Sighting (1988). Meskipun tidak sebesar era Kiss, proyek ini memperlihatkan sisi musikal yang lebih matang — memadukan kekuatan rock klasik dengan nuansa futuristik yang tetap menjadi ciri khasnya.

Pada 1996, ia kembali bergabung dengan Kiss untuk tur reuni yang monumental. Tur ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga pembuktian bahwa pesona Ace belum pudar. Meski hubungan di antara anggota band kembali memanas beberapa tahun kemudian, Ace tetap dikenang sebagai bagian yang paling autentik dari era awal Kiss — masa ketika rock adalah tentang keberanian dan ketulusan.

Akhir yang Sunyi untuk Sang Spaceman

Di penghujung hidupnya, Ace masih aktif bermusik dan merencanakan album baru Origins Vol. 4. Namun pada September 2025, ia mengalami kecelakaan di studionya dan terjatuh, menyebabkan pendarahan otak serius. Setelah beberapa minggu dirawat intensif, kondisi kesehatannya menurun drastis hingga akhirnya meninggal dunia pada 16 Oktober 2025.

Kabar itu memicu gelombang duka di seluruh dunia. Gene Simmons menulis, “Kami kehilangan bintang sejati — Ace adalah petir pertama yang menyalakan mesin Kiss.” Paul Stanley menambahkan, “Tidak akan ada Kiss tanpa Ace Frehley.” (*)

BACA JUGA: Jang Hae-young: Vokalis F-IV Berjuang Melawan Kanker hingga Akhir Hayat

Exit mobile version