- Penelitian awal menunjukan varian Lambda mampu menghindari antibodi penawar.
- Varian Lambda sangat menular, tapi belum dianggap berbahaya.
JERNIH — Sebuah studi baru yang dipublikasikan bioRxiv menunjukan virus SARS-CoV-2 varian Lambda kemungkinan lebih berbahaya dibanding varian lain dan diprediksi menjadi ancaman di masa depan.
Varian Lambda, menurut penelitian itu, menunjukan inefektivitas dan resistensi kekebalan lebih tinggi. Artinya, Lambda mampu menghindari antibodi penawar, dan sangat menular.
Mutasi yang cepat, ditandai dengan kemunculan beberapa varian, membuat Lambda luput dari perhatian. Sejauh ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Lambda sebagai varian harus diawasi.
Varian lain; Alpha, Beta, dan Delta, dianggap sebagai ancaman global. Alpha ditemukan di Inggris, Beta diidentifikasi di Afrika Salatan, dan Delta membuat tsunami infeksi di India.
Varian Lambda, atau C.37, adalah turunan yang menyebar di Amerika Selatan, khsusunya Peru. Sampel paling awal varian Lambda diidentifikasi Agtustus 2020.
Namun varian Lambda hanya ditandai sebagai varian diawasi pada 14 Juni 2021, meski kasus yang dikaitkan dengan varian ini menyebar ke 28 negara.
Dalam laporan petengahan Juni 2021, WHO melaporkan bahwa Lambda telah dikaitkan dengan tingkat substantif penularan komunitas di beberapa negara, dengan peningaktan prevalensi dari waktu ke waktu. WHO juga mengatakan perlu lebih banyak penelitian untuk memastikan varian Lambda.
Studi terbaru di Cile menunjukan varian Lambda mendominasi kasus infeksi sampai 60 persen. Lambada berjangkit di populasi yang telah menerima satu dosis vaksin.
Baru-baru ini, selama musim semi 2021, terjadi lonjakan kasus di Cile karena varian mampu lolos dari respon imun yang diinduksi melalui vaksinasi.
Menggunakan analisis filogesik molekuler untuk mempelajari sifat evolusi virus mengindikasikan dua fitur virologi penting varian Lambda. Yaitu, resistensinya terhadap tanggapan kekebalan yang diinduksi dan peningkatan dalam penularan.
Peneliti menyimpulkan varian Lambda berpotensi menyebabkan epidemi di masa depan, karena saat ini varian Delta lebih populer dan bikin banyak negara kelabakan.
Di AS, misalnya, varian Delta tidak ubahnya cacar air. Menular sedemikian cepat dan bisa menimbulkan sakit parah.