- Sikat gigi adalah reservoir mikroorganisme dan dapat dengan mudah menyebarkan penyakit.
- Jika Anda terinfeksi ulang Covid-19 dan tanpa gejala, dan itu akibat sikat gigi, Anda secara tidak sabar sedang menularkan penyakit.
JERNIH — Sebuah video, yang viral di Facebook dan WhatsApp, mengatakan Anda berisiko terinfeksi ulang atau menulari orang lain jika tidak mengganti sikat gigi setelah sembuh dari Covid-19.
Benarkah?
Situs thestar.com.my menulis Januari 2021 sebuah penelitian yang dilakukan peneliti Brasil untuk mempelajari dampak kebersihan mulut pada penularan Covid-19, dan hasil penelitian diterbitkan Journal of Infectious Deseases, merekomendasikan disinfektan sikat gigi harus menjadi bagian dari kebersihan mulut, karena akan membantu mengurangi infeksi.
Menurut peneliti, sikat gigi bertindak sebagai reservoir mikroorganisme dan dapat dengan mudah menyebarkan penyakit ke orang lain, atau bahkan menyebabkan infeksi ulang. Rekomendasi ini, kata peneliti, berlaku terutama untuk kasus Covid-19 tanpa gejala.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), virus SARS-CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari pada permukaan umum yang tidak berpori.
Jadi, itu berarti mungkin ada partikel virus yang hidup di sikat gigi setelah Anda sembuh. Terlebih jika Anda berbagi tempat sikat gigi dengan orang lain.
Meski kemungkinan infeksi ulang rendah, terutama jika Anda divaksinasi, lebih baik aman daripada menyesal. Jadi, tukarlah sikat gigi Anda.
Jika Anda terinfeksi ulang, ada kemungkinan tidak menunjukan gejala. Sehingga, Anda mungkin tidak sadar sedang menyebarkan penyakit.