Perdana Menteri Imran Khan menuduh presiden Prancis menyerang agama Islam dan mendesak negara-negara Islam untuk bekerja sama untuk melawan apa yang disebut penindasan yang tumbuh di Eropa.
JERNIH—Aparat Kepolisian Pakistan menutup jalan-jalan utama menuju ibu kota Islamabad, untuk membendung ribuan demonstran di hari kedua unjuk rasa anti-Prancis yang dilakukan partai sayap kanan Pakistan, Senin (16/11) waktu setempat.
Unjuk rasa di kota tetangga Rawalpindi yang menarik hingga 10 ribu orang simpatisan Partai Tehreek-i-Labbaik Pakistan (TLP) pada Minggu (15/11), meluas hingga Senin. Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di tengah penghalang jalan yang mencegah mereka memasuki ibu kota.
Layanan komuter mengalami penundaan yang cukup lama akibat aksi tersebut. Pemerintah juga sempat mematikan layanan seluler lebih dari 24 jam untuk mencegah penyelenggara demo berkoordinasi satu sama lain. Namun, hari ini menjelang jam makan siang, AFP menulis bahwa layanan seluler kembali dipulihkan.
Sebelumnya beberapa demo yang lebih kecil telah terjadi, menyebar di seluruh Pakistan selama beberapa pekan terakhir. Demo-demo tersebut menjadi tanggapan atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa pekan lalu tentang Islam.
Presiden Prancis angkat bicara setelah seorang ekstremis memenggal kepala seorang guru di dekat Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW selama kelas tentang kebebasan berbicara. Seperti diketahui, semua penggambaran Nabi dilarang dalam Islam.
Saat itu Macron mengatakan bahwa gurunya dibunuh karena kelompok Islam menginginkan masa depan Prancis. Komentar Macron memicu kemarahan sebagian besar umat Muslim di seluruh dunia, dengan puluhan ribu di Pakistan, negara tetangga Iran dan negara-negara Muslim lainnya di Asia Selatan membanjiri jalan-jalan dan mengorganisasi boikot anti-Prancis.
Pakistan sendiri telah mengajukan keluhan kepada Prancis atas apa yang disebutnya kampanye Islamofobia sistematis di negara Eropa itu. Perdana Menteri Imran Khan menuduh presiden Prancis menyerang agama Islam dan mendesak negara-negara Islam untuk bekerja sama untuk melawan apa yang disebut penindasan yang tumbuh di Eropa.
Penodaan agama adalah masalah yang sangat sensitif di Pakistan, tempat siapa pun yang dianggap telah menghina Islam atau tokoh Islam dapat menghadapi hukuman mati.
Demo yang digelar hari Minggu kemarin diorganisasi ulama kharismatis Khadim Hussain Rizvi dari Partai TLP, yang dikenal keras dalam menyuarakan protes anti-Prancis.
Pada 2017, negara itu dilumpuhkan oleh unjuk rasa TLP menyusul pembebasan perempuan Kristen Asia Bibi, yang dituduh tidak menghormati Nabi Muhammad SAW. [ ]