JERNIH – Departemen Kehakiman AS membongkar dakwaan untuk tiga programmer komputer Korea Utara yang dituduh bersekongkol untuk memeras lebih dari US$1,3 miliar dari bank dan bisnis lain di seluruh dunia.
Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post. Seperti dikutip dari The Verge, Kamis (18/2/2021), korban dari konspirasi peretasan yang luas ini bervariasi termasuk perusahaan cryptocurrency yang berbasis di Indonesia, Korea Selatan, dan Slovenia. Belum jelas lembaga mana yang dibobol oleh peretas Korut ini di Indonesia.
Pada tahun 2018, Departemen Kehakiman (DOJ) mengajukan dakwaan terhadap salah satu operator Korea Utara, Park Jin Hyok, atas keterlibatan mereka dalam peretasan Sony Pictures yang terkenal pada 2014, serta serangan menghancurkan ransomware WannaCry tahun 2017.
Dalam dakwaan yang tidak disegel kemarin, Park dan yang lainnya dituduh berpartisipasi dalam konspirasi besar-besaran untuk meretas bank dan bursa crypto serta menciptakan virus WannaCry.
“Operator Korea Utara, menggunakan keyboard daripada senjata, mencuri dompet digital cryptocurrency alih-alih tumpukan uang tunai, adalah perampok bank terkemuka di dunia,” kata Asisten Jaksa Agung John C. Demers dalam sebuah pernyataan Rabu.
“Departemen akan terus menghadapi aktivitas cyber negara dari bangsa yang berbahaya dengan alat unik kami dan bekerja dengan sesama agensi kami serta saudara-saudara yang patuh pada negara untuk melakukan hal yang sama.”
Dakwaan itu diajukan pada bulan Desember dan menuduh bahwa para terdakwa bekerja untuk badan intelijen militer Biro Umum Pengintaian Korea Utara. DOJ mengatakan bahwa para terdakwa menargetkan pertukaran cryptocurrency, mencuri jutaan dari bank dan bisnis di seluruh dunia. Mereka juga dituduh melakukan beberapa kampanye phishing dari Maret 2016 hingga Februari 2020 yang menargetkan kontraktor militer AS, perusahaan energi dan teknologi, serta departemen negara dan sektor pertahanan. [*]