Sementara pasukan Israel berhasil menembak jatuh setidaknya enam drone kamikaze yang diluncurkan dari Gaza, Iran akan menilai metode serangan, untuk memperbaikinya untuk konflik di masa depan. “Hamas jelas mendapat dukungan eksternal dari Iran dan minat itu akan tetap ada,” kata Douglas Barrie, dari lembaga pemikir International Institute for Strategic Studies.
JERNIH–Sistem pertahanan Iron Dome yang dibanggakan Israel telah diuji parah oleh baterai drone yang dirancang dan dipasok oleh Iran, kata para pengamat kepada The National.
Selama konflik baru-baru ini, Teheran memasok Hamas dengan peralatan dan teknologi bagi para pejuang Hamas untuk mendirikan industri manufaktur pertahanan mereka sendiri guna melancarkan serangan dari Gaza.
Setelah menyerang Gaza dan mendapatkan balasan dari roket-roket pejuang Hamas, dengan tergesa dan kelabakan Israel mengerahkan pencegat misilnya di belakang fregat yang berpatroli di pantai Mediterania untuk mempertahankan instalasi gas dan wilayah daratannya.
Sementara pasukan Israel berhasil menembak jatuh setidaknya enam drone kamikaze yang diluncurkan dari Gaza, Iran akan menilai metode serangan, untuk memperbaikinya untuk konflik di masa depan. “Hamas jelas mendapat dukungan eksternal dari Iran dan minat itu akan tetap ada,” kata Douglas Barrie, dari lembaga pemikir International Institute for Strategic Studies.
“Jika ada satu negara kemudian tertarik dengan bagaimana semua ini berjalan dan bagaimana senjata Hamas dapat ditingkatkan di masa depan, maka Anda akan melihat Iran,” kata dia.
Tampak jelas bahwa para agen terkemuka Korps Pengawal Revolusi Islam berhasil menyelundupkan komponen kendaraan udara tak berawak Ababil-2 mereka dan mengajari Hamas untuk melengkapinya dengan hulu ledak.
Drone, yang oleh Hamas sebut Shehab, membawa hulu ledak seberat 30 kilogram dan dapat meluncur dengan kecepatan 250 kph. Senjata itu diprogram dengan koordinat GPS dan citra satelit untuk menemukan targetnya. Atau, dapat dipandu secara visual ke target dengan operator darat dan kamera.
“Dengan bantuan Iran, Hamas telah mengembangkan sejumlah besar amunisi yang tidak terlalu mahal, yang dapat dikirim untuk mencapai target tetap dalam jarak jauh,” kata Justin Bronk, dari lembaga pemikir Royal United Services Institute di London.
“Iran akan memberi mereka beberapa contoh awal, serta pelatihan manual tentang bagaimana membangunnya. Setelah mentransfer keahlian itu, karena teknologi mereka relatif rendah, Hamas menjadi sangat mahir dalam membuat sendiri semua itu di Gaza,” kata Bronk yang tampak ketakutan Israel pada saatnya akan dihajar senjata-senjata itu.
Dia mengatakan komponen kunci yang diselundupkan dari Iran akan mencakup chip pelacakan GPS, giroskop stabilisasi, dan suku cadang mesin.
Selain sekitar 4.000 roket yang ditembakkan dari Gaza yang menghajar sistem Iron Dome Israel, Hamas meluncurkan beberapa drone Shehab selama konflik tersebut.
Setidaknya satu ditembak jatuh oleh rudal udara-ke-udara yang ditembakkan dari pesawat tempur F16, satu lagi dicegat oleh Iron Dome, sementara empat jatuh oleh apa yang oleh Israel disebut “cara rahasia”. Israel juga menembak jatuh drone Iran yang sebenarnya di dekat perbatasan dengan Yordania pada hari Selasa.
Israel sampai harus dengan cepat menyesuaikan pertahanannya untuk menangkap ancaman UAV yang terbang rendah, yang memiliki tanda radar rendah, ketika menggunakan sistemnya untuk mencegat rudal Hamas, menempatkan sistem di bawah tekanan yang cukup besar.
Para ahli percaya bahwa jika Hizbullah terlibat dan menggunakan peluru kendali satelit yang dikembangkan oleh Iran, Iron Dome bisa jadi kewalahan.
Israel sekarang “mengeluarkan banyak uang”—uang dari pembayar pajak di AS– untuk mengembangkan laser dan persenjataan gelombang mikro bertenaga tinggi lainnya untuk menembak jatuh drone, kata Barrie.
Evolusi Hamas dalam mengembangkan drone serang memiliki kemiripan yang dekat dengan Houthi di Yaman yang menargetkan Arab Saudi, para analis pertahanan yakin.
“Ini adalah bagian dari program Iran di mana ini semua tentang membantu kelompok sekutu untuk memproduksi persenjataan mereka sendiri dari sumber daya yang tersedia sehingga mengurangi pasokan senjata mereka secara langsung,” kata Jeremy Binnie, seorang ahli rudal di Jane’s Defense Weekly. “Itu membuat situasi bisa disangkal Teheran,” kata dia, menuduh.
Binnie setuju bahwa drone Shehab “secara luas mirip” dengan Ababil-2 Iran, yang oleh Houthi disebut Qasef dan diproduksi menggunakan desain dan komponen Iran. “Hamas kemungkinan melakukan hal yang sama dengan Houthi, karena IRGC memiliki kebijakan untuk mengembangkan secara swasembada dalam kelompok yang didukungnya.”
Sementara sistem pertahanan Israel tampaknya telah mencegah UAV yang menyebabkan korban besar, Barrie mengatakan mungkin hanya masalah waktu sebelum drone kamikaze berhasil melewatinya. “Ini seperti IRA (Tentara Republik Irlandia) yang lama mengatakan bahwa ‘Anda harus beruntung setiap hari, kita hanya beruntung sekali’,” katanya. [The National News]