JERNIH – Bendera telah dikibarkan di luar lokasi yang sekarang menjadi kedutaan besar Palestina untuk Inggris di London, menandai pengakuan bersejarah dan telah lama ditunggu oleh warga Palestina.
Upacara pengibaran bendera dilakukan Senin (22/9/2025) diikuti pidato Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, di luar tempat yang sebelumnya merupakan Misi Palestina untuk Inggris.
“Mari bergabung dengan saya mengibarkan bendera Palestina dengan warna-warna yang mewakili bangsa kita: Hitam untuk duka cita kita, putih untuk harapan kita, hijau untuk tanah air kita, dan merah untuk pengorbanan rakyat kita,” ujar Zomlot.
Zomlot mengatakan pengakuan negara Palestina adalah tentang “memperbaiki kesalahan sejarah dan berkomitmen bersama untuk masa depan yang berdasarkan kebebasan, martabat, dan hak asasi manusia yang fundamental”.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengingat bahwa pengakuan ini datang di saat penderitaan dan rasa sakit yang tak terbayangkan karena genosida tengah dilancarkan terhadap warga Palestina. Genosida ini masih disangkal dan dibiarkan terus berlanjut tanpa hukuman.
“Hal ini terjadi ketika rakyat kami di Gaza kelaparan, dibom, dan terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka; ketika rakyat kami di Tepi Barat mengalami pembersihan etnis, dianiaya oleh terorisme yang disponsori negara setiap hari, perampasan tanah, dan penindasan yang mencekik,” katanya.
Zomlot mengatakan pengakuan ini terjadi ketika kemanusiaan rakyat Palestina masih dipertanyakan, nyawa masih dianggap tidak berharga, dan kebebasan dasar masih diabaikan. “Namun, momen ini merupakan tindakan perlawanan terhadap kebenaran, penolakan untuk membiarkan genosida menjadi kata akhir; penolakan untuk menerima bahwa pendudukan bersifat permanen; penolakan untuk dihapuskan dan penolakan untuk didehumanisasi,” tambahnya.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan keputusan Inggris untuk secara resmi mengakui negara Palestina, lebih dari 100 tahun setelah Deklarasi Balfour mendukung “pembentukan tanah air nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina”, dan 77 tahun setelah pembentukan Israel di Mandat Inggris atas Palestina.
“Menghadapi meningkatnya kengerian di Timur Tengah, kami bertindak untuk menjaga kemungkinan perdamaian dan solusi dua negara,” kata Starmer dalam sebuah pernyataan video pada hari Minggu.
Di markas besar PBB di New York, para pemimpin dunia akan berkumpul pada hari Senin untuk menghidupkan kembali gagasan yang telah lama tertunda, di tengah peringatan bahwa negara Palestina yang bersebelahan dapat “lenyap seluruhnya” sebagai akibat dari tindakan hegemonik Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.