JERNIH – Para ahli belum tahu seberapa sering orang harus menerima suntikan untuk melindungi mereka dari Covid-19. Kemungkinan berbeda untuk berbagai individu.
National Health Service (NHS) sudah meluncurkan program vaksinasi massal terbesar dalam sejarah, setelah pengawas kesehatan Inggris menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech minggu lalu. Mereka yang paling berisiko terkena virus, termasuk yang berusia di atas 80-an, penghuni panti jompo dan staf, berada di urutan pertama untuk menerima suntikan dan akan membutuhkan dosis kedua 21 hari kemudian.
Pfizer mengaku belum mengetahui seberapa sering orang perlu divaksinasi setelah dua dosis pertama dan mengatakan akan terus menganalisis relawan yang ikut serta dalam uji terobosan. Seorang juru bicara mengatakan kepada Huffpost Inggris mengatakan, peserta penelitian akan terus dipantau untuk perlindungan dan keamanan jangka panjang selama dua tahun tambahan setelah dosis kedua mereka.
“Ada jangka waktu yang berbeda tentang berapa lama orang akan memperoleh kekebalan setelah menerima dosis kedua,” katanya, seperti dikutip Metro.co.uk, Rabu (9/12/2020).
Badan Penasihat Commission on Human Medicine (CHM) mengatakan bahwa kandidat Pfizer menawarkan kekebalan penuh 7 hari setelah suntikan kedua, tetapi kekebalan parsial terjadi setelah suntikan pertama. Namun Sir Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris memperingatkan bahwa dibutuhkan setidaknya satu bulan atau lebih sebelum sistem kekebalan bekerja dan sepenuhnya melindungi orang yang divaksin.
Meskipun banyak warga Inggris akan memiliki kesempatan untuk menerima vaksin tahun depan, dia mengatakan bahwa menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker masih diperlukan hingga akhir 2021 mendatang.
“Sangat penting bagi kita semua untuk tetap berpegang pada aturan untuk sementara waktu. Tindakan inilah yang menahan virus sekarang, kita perlu mencegah virus sementara kita mengizinkan program vaksin,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa meskipun vaksin mencegah virus masuk ke dalam tubuh, para ahli belum tahu apakah itu mencegah penularan di antara mereka yang pernah mendapat suntikan dan mereka yang tidak.
“Ini akan memakan waktu cukup lama untuk memastikan semua orang dalam kelompok berisiko dan semua kelompok yang sulit dijangkau mendapatkan vaksinasi yang sesuai,” imbuhnya.
Daniel Altmann, profesor departemen imunologi dan peradangan di Imperial College London, mengatakan pertanyaan tentang seberapa sering orang perlu divaksin tidak akan terjawab dengan jawaban satu ukuran untuk semua.
Dia mengatakan jika Inggris dapat melewati tantangan besar seperti distribusi massal dan vaksinasi dengan serapan tingkat tinggi, pertanyaan berikutnya adalah pemantauan skala besar untuk memahami stabilitas kekebalan.
“Ini bukan jawaban yang sederhana untuk semua orang. Daya tahan mungkin berbeda tergantung usia, obesitas, infeksi sebelumnya, genetika. Jadi kita perlu terus mengecek. Kami kemudian akan tahu apakah kami perlu diimunisasi ulang pada satu tahun, dua tahun, dll,” ujarnya. [*]