Site icon Jernih.co

Bisnis Bangkai Titanic: Dari Rebutan Artefak Sampai Wisata untuk Orang Kaya

JERNIH — Stockton Rush, pemilik OceanGate Expedition, berusaha meyakinkan konsumennya dengan menjadi yang pertama dari lima orang kaya yang berwisata ke bangkai Titanic dengan Titan — kapal selam laut dalam yang dirancang perusahaannya.

Rush, bersama jutawan Inggris Hamish Harding, pelaut Prancis Prancis Paul-Henry Nargeolet, anak dan ayah; Sulaiman dan Shahzada Dawood sang konglomerat Pakistan, gagal. Penjaga Pantai AS (USCG) memastikan mereka, bersama satu kru, tewas. Serpihan Titan ditemukan tidak jauh dari bangkai kapal Titanic.

Tidak ada kabar apakah orang-orang tajir dan Rush yang ambisius sempat melihat bangkai Titanic dari dekat sebelum Titan meledak. Yang pasti, Titanic — dengan semua puing-puingnya — masih belum bisa didekati. Teknologi kapal selam modern tampaknya belum bisa membawa manusia melihat dari dekat jenazah Titanic yang mulai hancur dimakan bakteri pengunyah baja.

Kisah Ballard yang Menginpirasi

Tahun 1985, Robert Ballard membutuhkan delapan hari untuk menemukan RMS Titanic di kedalaman 3,800 meter, sekitar 400 kilometer lepas pantai Newfoundland, Kanada.

Temuan Ballard menggemparkan dunia karena lebih 70 tahun — terhitung sejak Titanic menghantam gunung es dan tenggalam pada 14 April 1912 — lokasi bangkai kapal yang digadang-gadang tak bisa ditenggelamkan Tuhan menjadi misteri.

Titanic tenggelam bersama 1.500 penumpang dan kru, beberapa jam setelah menabrak gunung es. Hanya 700 penumpang dan awak yang bisa diselamatkan RMS Karpatia.

Tahun 1982, Ballard — pakar kelautan dan komandan cadangan Angkatan Laut AS — yang melakukan sejumlah misi angkatan laut sangat rahasia selama Perang Dingin — mengembangkan kendaraan bawah laut yang dioperasikan dari jauh.

Setelah dua tahun, Ballard kehabisan uang untuk mendanai proyeknya. Ia berpaling ke Angkatan Laut AS dan meminta dana kepada Ronald Thunman, wakil kepala Operasi Angkatan Laut AS. Ballard berjanji akan menemukan bangkai Titanic.

Thunman setuju tapi dengan syarat Ballard juga menggunakan dana itu untuk menemukan dua kapal selam nuklir AS; Thresher dan Scorpion, yang tenggalam di Samudera Atlantik tahun 1960-an. Satu hal lagi, ekspedisi menemukan kapal selam itu adalah misi sangat rahasia.

Dalam wawancara dengan CBS News tahun 2018, Ballard menceritakan kisah itu. “Kepada Thunman saya mengatakan baiklah beri tahu dunia saya akan mengejar Titanic,” kata Ballard.

Ballard tidak lagi sendirian mencari Titanic, tapi bersama Lembaga Oseanografi Wood Hole dan Institute Oseanografi Nasional Prancis. Kantor Teknologi Angkatan Laut AS menjadi penyandang dana

Setelah perangkat kendaraan bawah laut selesai, Ballard diberi waktu 20 hari untuk menemukan bangkai dua kapal selam nuklir AS dan Titanic. Tugas pertama diselesaikan dalam 12 hari, dan Ballard hanya punya delapan hari lagi mengejar ambisinya.

Pada hari kedelapan, atau hari terakhir, perangkat Ballard mengidentifikasi satu ketel uap Titanic. Itu terjadi pada 1 September 1985 pukul 01:00, dan Ballard masih mengingat moment itu.

“Kami berjanji tidak mengambil apa pun dari bangkai Titanic, dan memperlakukannya dengan hormat,” kata Ballard kepada CBS News.

Berebut Artefak Titanic

Ballard mengatakan dia berjuang melindungi warisan Titanic, tapi pelaku bisnis punya tujuan lain.

Satu tahun setelah Ballard menemukan bangkai Titanic, AS meloloskan UU Peringatan Maritim Titanic untuk mendorong komunitas internasional, penjelajah dan petualang, menyediakan penelitian, eksplorasi, dan kegiatan penyelamatan bangkai kapal.

UU itu ditandatangani Presiden AS Ronald Reagan pada 21 Oktober 1986. Setelah itu, pencarian artefak Titanic memunculkan berbagai ekspedisi. Berikutnya terjadi pertempuran hukum tentang hak kepemilikan artefak yang berlanjut hingga saat ini.

Tahun 1987, Kemitraan Terbatas Titanic Ventures — kemudian menjadi RMS Titanic Inc — membuat kesepakatan dengan lembaga penelitian Prancis untuk ekspedisi pemuliman artefak Titanic. Tim menemukan 1.800 artefak yang dilestarikan.

Tiga tahun kemudian terjadi perselisihan hukum atas hak penyelamatan eksklusif, termasuk kepemilikan tunggal dan eksklusif atas barang apa pun yang diselematkan dari bangkai Titanic. RMS Titanic Inc memenangkan beberapa perkara.

Namun, saat perusahaan berusaha menjual semua artefak ke Titanic Foundation, pengadilan memblokir penjualan itu. Paul-Henri Nargeolet adalah orang yang melakukan banyak penyelamatan selama bertahun-tahun menjelajahi Titanic.

Ia kini menjadi korban ambisinya melihat Titanic dari dekat dan mengidentifikasi barang-barang dari bangkai kapal yang bisa diambil. Nargeolet adalah dierktur penltiian bawah air untuk RMS Titanic Inc.

Bisnis Bangkai Titanic

RMS Titanic Inc melakukan ekspedisi penyelamatan tahun 1993, 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2004. Sejak 1994, perusahaan mengumpulkan ribuan artefak, termasuk top hats, piring makan Cina, dan kerup tangga besar. Penilai memperkirakan di balai lelang barang-barang itu berharga 200 juta dolar AS, atau Rp 2,9 triliun.

Namun tahun 2017, Premier Exhibition — pemilik RMS Titanic Inc saat itu — mengajukan kebangkrutan. Dua tahun kemudian sekitar 5.500 artefak Titanic dijual untuk melunasi utang perusahaan.

Sebelumnya, Premier Exhibition mencoba menjual artefak itu tapi kesulitan karena pembatasan yang diberlakukan hakim federal AS mempersulit penjualan.

Memorabilia Titanic juga dijual di Balai Lelang Henry Aldridge & Son, termasuk biola Wallace Hartley seharga 1,1 juta pound atau Rp 20,9 miliar. Catatan menu makanan pertama di atas kapal Titanic terjual 50 ribu pound (Rp 953,4 juta), kursi geladak terjual 101.999 pound (Rp 1,9 miliar), tiket peluncuran Titanic seharga 20 ribu pound (Rp 381,3 juta).

Tiga tahun lalu AS dan Inggris menandatanani perjanjian untuk melindungi bangkai kapal Titanic. Perjanjian itu memberi kekuatan kepada pemerintah kedua negara untuk memberikan atau menolak izin masuk ke bangkai kapal atau memindahan artefak. Artinya, kedua negara menutup peluang mengambil artefak apa pun dari Titanic dan menjualnya.

Destinasi Wisata

Bangkai Titanic selalu punya daya tarik, dan Stockton Rush melihat peluang lain setelah mencomot artefak apa pun tak diperbolehkan lagi. Ia menjadikan bangkai Titanic sebagai destinasi wisata.

Seperti Richard Branson dan Jeff Bezos yang mengembangkan wisata luar angkasa, Rush tahu wisata bangkai Titanic hanya bisa ditawarkan ke orang-orang super kaya. Untuk semua itu ia membangun kapal selam laut dalam, yang memungkinkan konsumennya melihat bangkai Titanic dari dekat.

Rush, dengan OceanGate-nya, memiliki visi luar biasa. Namun, membawa manusia mendekati bangkai Titanic adalah peristiwa luar biasa.

Exit mobile version