“Upaya pencegahan lewat dunia kampus baru masif 4 tahun terakhir”
MALANG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menggalang sejumlah instansi dalam pencegahan terorisme, termasuk melibatkan instansi pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Pencegahan BNPT, Irjen Pol Hamli, pada acara “Dialog Pelibatan Civitas Academika” dalam Pencegahan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Selasa (28/7/2020).
Hamli mengatakan, dari data yang ada, beberapa pelaku tindakan radikalisme dan terorisme banyak yang berasal dari alumni Perguruan Tinggi di Indonesia. Dimana kelompok radikalisme sudah masuk kampus sejak 30 tahun silam dan sebagian di antaranya berujung pada aksi terorisme
“Upaya pencegahan lewat dunia kampus baru masif 4 tahun terakhir,” ujarnya seperti dirilis BNPT di Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Meski demikian, aksi terorisme secara nasional sudah mengalami penurunan dibandingkan masa-masa sebelumnya. Karenanya, edukasi terkait pemahaman radikalisme harus terus diintensifkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan daya tangkal dan deteksi dini agar tidak berkembang di tengah masyarakat.
“Dunia pendidikan khususnya PT (Perguruan Tinggi) harus terlibat aktif dalam upaya menangkal dan menghambat penyebaran paham radikal terorisme” kata dia.
Beberapa alternatif upaya pencegahan radikalisme, lanjut Hamli, bisa dilakukan dengan pendekatan kearifan lokal, peningkatan kesejahteraan, keterbukaan dan kebebasan, kepercayaan umum, keadilan dan pertahanan dan keamanan.
“Kearifan lokal diketahui memiliki kemampuan tertinggi dalam upaya penangkalan masyarakat atas radikalisme,” ujarnya.
Sementara Wakil Rektor I UMM, Syamsul Arifin, mengatakan pada prinsipnya pihaknya, siap dan terbuka bekerjasama dengan semua pihak, termasuk BNPT-FKPT dalam mencegah penyebaran radikalisme.
Hal senada, Ketua FKPT Jawa Timur, Hesti Armiwulan, menyatakan pelibatan civitas akademika menjadi sangat penting untuk bersama-sama dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
“Kegiatan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran civitas academika dalam bersinergi untuk mencegahan tindak radikalisme, sehingga kampus bisa menjadi epicentrum damai dan perekat bangsa ditengah-tengah masyarakat yang majemuk dalam bingkai NKRI,” ujar dia. [Fan]