BELITUNG-Berbagai cara dilakukan oleh semua pihak untuk mencegah dan memutus rantai penularan Covid-19. Ada yang meningkatkan stamina badan dengan mengatur pola makan serta olahraga, ada yang meningkatkan imunitas tubuh dengan minum ramuan dan vitamin, ada juga yang berdoa bersama-sama untuk meminta pertolongan Sang pencipta.
Di samping itu mereka tetap mengikuti imbauan pemerintah untuk melakukan tinggal dirumah, social distance, cuci tangan pakai sabun, bersihkan tangan dengan hand sanitizer, beramai-ramai menyemprot disinfektan hingga pakai masker jika sakit batuk.
Bupati Belitung Sahani Saleh melakukan cara beda untuk mengantisipasi merebaknya Covid-19 dengan mengerahkan tenaga Forum Perdukunan dan Adat Belitung (FKAB) untuk melakukan ritual gaib atau tolak bala dan doa. Mereka yang terlibat adalah para dukun dan tetua adat tersebut dilakukan di Rumah Adat Belitung pada hati Rabu (18/3/2020), pekan lalu. Ritual dipimpin Ketua FKAB Mukti Maharif, yang berasal dari Kecamatan Membalog.
Baca juga: Polda Kepri Bekuk Satu ABK Penyebar Hoaks soal Corona
“Kami mengajak masyarakat, tokoh adat dan juga tokoh agama untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Belitung,” kata pria yang akrab dipangil Sanem usai ritual doa bersama, sebagaimana dikutip Belitong Ekspres.
Sanem menjelaskan bahwa tradisi tersebut sudah lama ada di Belitong dengan tujuan meminta pertolongan yang kuasa.
“Tradisi adat tolak balak yang sudah turun temurun ini bertujuan untuk meminta keselamatan kepada sang Maha Kuasa agar Pulau Belitong terhindar dari musibah dan mala petaka”.
Baca juga: Patroli Cyber Polda Kalsel Lakukan Antisipasi Berita Hoax Virus Corona
Menurut Sanem, pihaknya tetap melakukan pendekatan secara medis, namun juga melakukan pendekatan secara adat dengan tujuan utama mencegah penyebaran Covid di wilayahnya.
“Kami dari jajaran pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin secara aturan maupun medis. Tapi kita tetap harus meminta ampun dan pertolongan kepada Tuhan atas cobaan yang diberikan,”
Ia juga meminta setiap desa untuk mengadakan ‘selamatan kampong, dengan permintaan keselamatan bagi warganya.
“Mudah-mudahan dengan doa kita bersama ini, kita bisa terhindar dan di jauhkan dari virus Corona dan musibah lain. Kesehatan, kehidupan semuanya adalah keridhaan Allah. Saya harap tetap tenang dan selalu waspada,”.
Ketua Forum Perdukunan dan Adat Belitung (FKAB) Mukti Maharif mengatakan hal senada dengan Sanem bahwa ia melantunkan doa tolak bala dengan tujuan agar masyarakat Pulau Belitong terhindar dari Covid-19 dan musibah lainnya.
Dijelaskan oleh Mukti, bahwa ia membakar gaharu bersamaan dengan lantunan doannya sebagai simbol adat Perdukunan yang ada di daerahnya dan sudah turun temurun dilaksanakan di Pulau Belitung
“Virus Corona ini sudah sangat meresahkan, bukan hanya di daerah kita tetapi juga di Indonesia. Kita coba mencegah dengan batin. Sebagai umat muslim, tidak ada yang hemat di mata Allah kami hanya meminta kepada Allah agar Pulau Belitung khususnya diberikan perlindungan dan terhindar dari mara bahaya,”.
(tvl)