- Prof Jin Dongyan menyebut tes PCR pada hewan laut adalah tindakan sia-sia.
- Belum ada tanggapan dari pemerintah Cina soal kritik ini.
JERNIH — Pemerintah kota Xiamen, Cina, menggelar tes swab untuk ikan, udang, kepiting, dan hewan laut lainnya yang baru ditangkap, sebagai upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.
Program ini beredar di media sosial, Minggu 21 Agustus, viral, dan memicu kegemparan. Ada yang mengatakan Cina mengambil kebijakan non-Covid-19 terlalu jauh.
Dalam beberapa video terlihat petugas kesehatan memasukan kapas, seperti yang biasa dilakukan untuk tes PCR kepada manusia, ke mulut ikan, kepiting, dan udang.
Cina mengandalkan pengujian massal, sesekali penguncian cepat, dan karantina ekstensif, sebagai upaya mengekang penyebaran virus.
Sebuah pemberitahan yang dikeluarkan otoritas Xiamen bulan lalu menyebutkan nelayan dan barang-barang perikanan harus melewati pengujian Covid-19 sepekan sekali.
“Jika ingin melaut, Anda perlu menunjukan sertifikat uji asam nukleat 48 jam,” demikian pemberitahuan itu. “Operator pelayanan harus secara aktif bekerja sama dengan pemerintah.”
Sejak Juni, perdagangan dan kontak ilegal antara nelayan di Propinsi Fujian dan kapal luar negera ditengarai menyebabkan penyebaran Covid-19 ke Cina. Penyebaran itu menyebabkan kerusakan sosial sangat besar.
Lebih lima juta orang di Xiamen diperintahkan menjalani tes Covid-19, setelah ditemukan 40 orang terinfeksi.
Profesor Jin Dongyan dari Fakultas Ilmu Biomedis Universitas Hong Kong mengatakan kebijakan pengujian masal pada ikan adalah pemborosan sumber daya.
“Mereka harus fokus pada manusia, bukan ikan,” kata Profesor Jin. “Tes itu sama sekali tidak berguna karena sangat tidak mungkin ikan dengan infeksi Covid-19 menyebarkan virus ke manusia.”
Jika terjadi infeksi di kalangan nelayan, lanjutnya, itu karena tertular nelayan lain.