Site icon Jernih.co

Cina: Selidiki Kejahatan Perang AS dan NATO di Afghanistan

JERNIH — Urusan AS dengan Afghanistan tampaknya masih panjang. Cina medesak PBB menyelidiki kejahatan perang AS dan NATO di Afghanistan selama perang 19 tahun 47 minggu.

“Nyawa dan hak asasi rakyat Afghanistan harus dilindungi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin seperti dikutip Sputnik News. “Ini tentang aturan hukum internasional, kemajuan, dan perlindungan hak asasi manusia.”

Fakta kuat kejahatan perang AS dan NATO di Afghanistan kali pertama terungkap tahun 2010 ketika WikiLeaks merilis puluhan ribu dokumen rahasia yang diunduh dari jaringan Pentagon oleh whistleblower Chelsea Manning.

“Kasus pembunuhan warga sipil Afghanistan, yang diduga dilakukan AS dan NATO, harus diselidiki,” kata Wang Wenbin. “Mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggung-jawaban.”

Menurut Cina, 47 ribu warga sipil Afghanistan tewas sampai April 2020, atau ketika AS dan Taliban menandatangani perjanjian damai. Beberapa dokumen yang dirilis WikiLeaks 2010 menyebut pembunuhan ratusan warga sipil yang tidak dilaporkan NATO dan AS.

Jumlah pasti pembunuhan itu tidak diketahui. Yang pasti, kabar itu memicu ketidak-puasan publik. Sebab, tidak satu pun negara NATO dan AS dimintai pertanggung-jawaban.

Terakhir, sebelum meninggalkan Afghanistan, enam anak Afghanistan tewas dalam serangan rudal AS yang diarahkan ke ISIS-K. Serangan dilakukan setelah pemboman bunuh diri di dekat Bandara Kabul yang menewaskan 13 marinir AS.

AS bersumpah akan menyelidiki laporan itu, dan mengatakan pihaknya dalam posisi untuk membantah tuduhan itu. Kabar terbaru menyebutkan serangan itu hanya menewaskan satu anggota ISIS-K, musuh bebuyutan Taliban.

Exit mobile version