Site icon Jernih.co

Cina Uji Antivirus Baru Kepada 270 Pasien Virus Korona

Beijing — Cina memulai uji klinis obat untuk virus korona Wuhan, atau 2019-nCoV, yang sejauh ini tidak bisa disembuhkan dengan kombinasi antivirus lain. Di luar Cina, ilmuwan masih berlomba menemukan vaksi baru.

South China Morning Post memberitakan obat antivirus eksperimental itu adalah Remdesivir, yang dikembangkan Gilead Science di AS. Remdesivir dibuat untuk mengobati pasien Ebola dan SARS.

Pekan lalu, Remdesivir diberikan ke seorang pasien virus korona, seorang pria berusia 35 tahun, dan terbukti berhasil. Pria itu menunjukan tanda-tanda membaik dalam satu hari.

Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC), Senin 3 Februari 2020, mengatakan uji coba obat itu sedang dilakukan di sejumlah rumah sakit di Wuhan — episenter wabah yang menewaskan 362 orang sejak Desember 2019.

Situs thepaper.cn memberitakan 270 pasien terlibat dalam uji coba.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga sedang bekerja dengan banyak mitra, untuk mempercepat penelitian dan pengembangan vaksin baru. Kendati antibiotik tidak bekerja membunuh virus, pasien masih bisa diberi antibiotik untuk melawan koinfeksi.

Zhong Nanshan, pakar epidemiologi Tiongkok dan tokoh penting dalam perjuangan Cina memerangi SARS tahun 2002-2003, mengatakan meski tidak ada vaksin atau obat untuk penyakit ini, beberapa perawatan terbukti efektif.

“Kami telah mengembangkan program perawatan yang efektif berdasarkan pengalaman kami menangani SARS,” kata Zhong kepada kantor berita Xinhua. “Kami menggunakan berbagai metode pendukung kehidupan untuk mencapai tingkat pemulihan lebih tinggi.”

NHC pekan lalu merilis versi keempat program perawatan untuk vius korona, dan memanda staf medis di rumah sakit di seluruh negeri. Termasuk penggunaan obat antivirus yang biasa digunakan untuk mengobati HIV seperti Lopinavir dan ritronavir.

Untuk kasus lebih parah, rumah sakit disarankan menceba mencegah komplikasi dan memberikan dukungan pada sistem organ pernafasan dan sirkulasi.

Berdasarkan pengamatan klinis, kasus paling parah sebagian besar terlihat pada orang lanjut usia yang memiliki masalah diabetes, jantung, dan lainnya. Kebanyakan korban virus korona meninggalkan akibat kegagalan organ.

Exit mobile version