- Tidak seperti di film-film Hollywood, kudeta yang disponsori AS kali kesekian di Venezuela gagal lagi.
- Dua veteran AS, setelah serangan yang gagal, terapung-apung di tengah laut dan nyaris kelaparan.
- Serangan dilancarkan dari Kolombia, tapi negara itu membantah.
Caracas — Militer Venezuela menangkap setidaknya delapan orang, termasuk dua warga negara AS, setelah upaya penculikan yang gagal terhadap Presiden Nicolas Maduro.
Upaya penculikan diduga melibatkan Juan Guaido, pemimpin oposisi boneka AS.
Diodado Cabello, pemimpin partai sosialis yang berkuasa, memosting di media sosialnya sebuah video seorang warga Venezuela — diidentifikasi bernama Josnars Adolfo Baduel — mengatakan dua warga AS termasuk yang ditahan.
Baduel ditampilkan menanggapi pertanyaan seorang pejabat keamanan. Televisi Venezuela menyiarkan video itu tetapi tidak mengidentifikasi warga AS.
Kantor berita Reuters, mengutip sumber yang tahu masalah ini, mengatakan dua warga AS itu ditangkap Senin lalu. Keduanya kini berada dalam tahanan intelejen.
Jordan Goudreau, mantan Green Baret yang bermarkas di Florida, mengkonfirmasi kepada Associated Press bahwa dia bekerja dengan kedua orang itu dalam bisi membebaskan Venezuela.
Goudreau mengaku bertanggung jawab atas operasi minggu, yang menurut otoritas Venezuela menewaskan delapan orang. Kontak senjata terjadi di sebuah pantai dekat pelabuhan La Guaira.
Dia mengidentifikasi dua mantan veteran AS yang dibawa ke tahanan intelejen Venezuela sebagai Luke Denman dan Aaron Berry. Keduanya berpengalaman tempur di Irak dan Afghanistan.
“Keduanya adalah bagian dari misi yang disebut Operasi Gideon,” kata Goudreau.
Krisis Politik
Venezuela berada dalam krisis politik dan ekonomi berlarut-larut, dan kian menyengsarakan di bawah Presiden Nicolas Maduro.
Layanan publik hancur. Air tak mengalir, listrik padam, dan perawatan medis nihil. Lima juga warga Venezuela bermigrasi.
Maduro masih mengendalikan semua tuas kekuasaan, kendati AS berulang kali menyingkirkannya. Baru-baru ini AS mendakwa Maduro sebagai pengedar narkoba, dan menawarkan hadiran 15 juta dolar AS kepada siapa saja yang bisa menangkapnya.
Sebelum Maduro berkuasa, AS beberapa kali terlibat dalam kudeta gagal terhadap Hugo Chavez. Maduro naik sebagai presiden setelah Chavez meninggal dunia.
Semula, AS berharap Maduro mengubah haluan politik. Ternyata tidak. Tahun lalu AS-Venezuela memutus hubungan diplomatik.
Serdadu Bayaran
Goudreau mengatakan dia menandatangani kontrak dengan Juan Guaido, untuk menggulingkan Maduro. Guaido menolak klaim itu.
“Saya tidak ada kaitan apa pun dengan serangan Minggu itu,” kata Guaido.
Goudreau mengatakan politisi oposisi tidak pernah memenuhi kontrak. “Tapi saya tetap menjalankan operasi kekurangan dana, dengan hanya melibatkan 60 serdadu bayaran dan dua veteran AS,” katanya.
Operasi Gideon gagal total. Setelah baku tembak di pantai dengan AL Venezuela, gerombolan penculik lari ke tengah laut dan kehabisan bahan bakar.
Denman dan Barry terapung-apung di perahu, tan jauh dari Pantai Karibia, Venezuela. Keduanya menunggu kapal pembawa bahan bakar dari Aruba.
Militer Venezuela mengatakan mereka menangkap delapan tertunduh tentara bayaran di kota pantai, dan memperlihatkan wajah-wajah mereka di televisi.
Di antara mereka terdapat Kapten Garda Nasional Antonio Sequea, yang berpartisipasi dalam pemberontakan barak terhadap Maduro setahun lalu.
Goudreau mengatakan Sequea adalah komandan yang bekerja dengannya selama beberapa hari terakhir di Venezuela. TV pemerintah memperlihatkan Sequea tanpa baju dan tangan terborgol.
Jaksa Agung Tarek William Saab, sekutu Maduro, mengatakan secara keseluruhan militer Venezuela menangkap 114 orang yang dicurigai terlibat dalam serangan. Sebanyak 92 lainnya masih dalam pengejaran.
Pejabat Venezuela menuuh Kolombia dan AS berada di balik rencana penggulingan Maduro. Kedua negara, seperti biasa, membantah tuduhan itu.
Goudreau, veteran dengan tiga Bintang Perunggu, mengatakan serangan mematikan itu diluncurkan dari Kolombia pada Minggu pagi.
Investigasi AP, diterbitkan Jumat lalu, menemukan Goudreau bekerja dengan seroang pensiunan jenderal Venezuela untuk melatih puluhan pembelot dari militer Venezuela di kamp-kamp di Kolombia.
Pensiunan Jenderal itu, tidak disebut namanya, sedang menghadapi tuduhan menyeludupkan narkoba ke AS. Washington memerasnya, untuk menggunakan semua uang yang dimiliki untuk tujuah politik AS di Venezuela.