“Beliau harap G20 jadi sarana meminta Putin hentikan serangan pada Ukraina. Ukraina sangat posisi sulit karena serangan dan kerusakan oleh Rusia”
JAKARTA – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin berharap KTT G20 di Bali, November 2022 mendatang menjadi sarana meminta Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menghentikan serangan ke Ukraina.
Demikian dikatakan Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat menggelar pertemuan dengan Dubes Ukraina di Jakarta, Jumat (25/3).
Dalam pertemuan tersebut, Cak Imin mendengarkan perkembangan terkini mengenai konflik di wilayah Ukraina sejak invasi Rusia. Karena itu, usulan Hamianin bakal disampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Duta Besar Ukraina datang ke kantor DPR dan jelaskan semua perkembangan yang memilukan, memprihatinkan, agresi Rusia kepada Ukraina. Beliau harap Indonesia berperan aktif untuk hentikan perang,” katanya.
“Beliau harap G20 jadi sarana meminta Putin hentikan serangan pada Ukraina. Ukraina sangat posisi sulit karena serangan dan kerusakan oleh Rusia,” lanjut dia.
Baca Juga: IKN Nusantara: Gagal Dalam Perencanaan Atau Direncanakan Gagal?
Oleh karena itu, menurut Cak Imin, Rusia menghentikan serangan dan melakukan dialog dengan Ukraina untuk pertemuan perdamaian.
“Nanti kita sampaikan pada Presiden harapan-harapan Pak Dubes, salah satunya di G20, dan jalur-jalur diplomasi internasional yang dimiliki Indonesia diharapkan bisa dipercepat,” katanya.
Cak Imin berharap Presiden Vladimir Putin turut hadir di puncak KTT G20 Indonesia. Meski begitu, dirinya masih terus melihat perkembangan terkait pertimbangan kehadiran Putin dari Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi.
“Diharapkan kedatangan Putin jadi sarana cari solusi damai. Tapi saya belum liat perkembangan terakhir. Nanti saya tanya Bu Menlu, mestinya pertimbangkan hadirkan Putin atau tidak. Karena kalau hadirkan Putin untuk perdamaian bagus, tapi kalau tidak, ya untuk apa,” ujar dia.
“Kalau Bu Menlu dan Pak Presiden harapkan Putin datang. G20 adalah forum untuk bicara langsung kepada Putin. Kalau Putin enggak datang kita gunakan G20 untuk solidaritas dunia untuk hentikan perang,” tambah dia.
Sementara, Vasyl Hamianin mengapresiasi pertemuan hangat dengan Cak Imin. Dia menggaungkan solidaritas kemanusiaan atas kesulitan yang dialami warga Ukraina saat ini.
“Saya berterima kasih kepada beliau. Apa yang terjadi di Ukraina sekarang adalah krisis kemanusiaan ekstrem. Jutaan warga Ukraina kesulitan mengakses listrik, air, makanan, layanan kesehatan dan sosial, infrastruktur juga hancur. Saya harap kemanusiaan bisa menuntaskan hal ini. Merdeka atau mati,” kata Hamianin.
Pihaknya tak berharap Putin turut hadir di KTT G20 di Bali. Meski begitu, dia menyerahkan keputusan itu kepada pemerintah RI selaku tuan rumah.
“Saya tidak dalam posisi untuk beri nasihat kepada pemerintah atau Presiden Indonesia. Saya sangat menghargai warga Indonesia dan presidennya. Tetapi akan sangat baik apabila Federasi Rusia diboikot oleh pertemuan dan konferensi dunia,” kata dia.
“Sosok kriminal dan diktator dunia saya pikir tak punya hak untuk mendiskusikan isu keamanan, stabilitas dan pengembangan dunia seperti ini (forum G20). Kehadirannya di pertemuan manapun, di publik yang bebas dan negara demokrasi akan memalukan bagi negeri ini. Itu pendapat saya,” lanjut dia.