- Penyergapan di reruntuhan bangunan berlangsung singkat dan mematikan.
- Fakta ini menunjukan klaim Israel berhasil menghancurkan struktur komando Hamas hanya isapan jempol.
JERNIH — Militan Palestina, Rabu 13 Desember, menggelar serangan paling mematikan terhadap tentara Isarel di sekitar Gaza City — yang mengindikasikan perlawanan Palestina belum selesai setelah 68 hari pemboman.
Euronews sekelompok tentara Israel disergap di perkotaan, diberondong, dan terlibat pertempuran jarak dekat. Sembilan tewas dalam pertempuran ini.
Situs Al Mayadeen mengkonfirmasi kebenaran kabar ini, tapi tidak untuk korban tewas. Mengutip sumber di Brigade al-Qassam, situs itu mengatakan 15 serdadu Israel tewas dalam penyergapan singkat dan cepat itu.
Penyergapan terjadi di al-Mughraqa. Satu unit tentara Israel berjumlah 15 orang tersudut dan tak bisa membalas serangan. Setelah serangan yang melumpuhkan prajurit Brigade al-Qassam dan Brigade al-Quds menghilang di reruntuhan kota.
Sangat jarang media Barat melaporkan langsung pertempuran darat Israel-Hamas di Jalur Gaza. Terlebih, Israel menargetkan wartawan dari mana pun yang meliput pertempuran dari Gaza.
Akibatnya, media Barat relatif hanya menunggu ocehan juru bicara militer Israel mengenai situasi pertempuran darat, yang tak pernah menyebut jumlah korban.
Tentara Israel, menurut Euronews, terkunci dalam pertempuran jarak dekat dan sengit dengan Hamas di sekitar Gaza City selama enam pekan terakhir. Al Mayadeen menulis Israel menghadapi dua kelompok sekaligus; Brigade al-Qassam dan Brigade al-Quds.
Brigade al-Qassam menargetkan kendaraan tempur Israel; tank Merkava dan kendaraan lapis baja, dengan RPG al-Yassin 105, seraya menghujani pangkalan militer Ra’im di Gaza Envelope dengan tembakan roket.
Di wilayah Ma’an, Khan Younis, Brigade al-Qassam melumpuhkan tujuh tank dan dua kendaraan lapis baja. Brigade al-Quds meladeni tentara Israel dalam pertempuran sengit di al-Zaytun, al-Shuaija, dan Jabalia.
Israel kerap mengklaim pemboman intensif merusak struktur komando Hamas, membunuh ribuan pejuang Palestina, menangkap ratusan, dan mengepung sisa perlawanan. Penyergapan di kawasan perkotaan, dan pertempuran sengit jarak dekat yang masih berlangsung, membuktikan klaim Israel hanya isapan jempol.
Euronews menulis pertempuran di sekitar Gaza City adalah fakta betapa serangan Israel selama 68 hari hanya membunuh 18.600 anak-anak, perempuan, dan warga sipil lainnya, dan tidak melumpuhkan Hamas.