Site icon Jernih.co

Ganggu Murid Shalat dan Tuduh Lakukan Praktik Sihir, Guru di AS  Dipecat

ilustrasi

Seorang wanita yang diidentifikasi sebagai guru lain menerobos masuk, menyatakan bahwa murid-murid itu tengah melakukan shalat. Guru pertama kemudian terdengar berkata, “Saya percaya pada Yesus, jadi saya sela.” Guru itu kemudian berjalan di sajadah, di antara siswa yang menjadi imam shalat dan makmumnya, kakinya melanggar tangan seorang siswa yang tengah sujud.  

JERNIH– Seorang guru di sekolah terkemuka di Broward County, Florida,AS, dipecat setelah diduga mengganggu para siswa Muslim yang tengah melakukan shalat. Guru itu juga disebut-sebut menuduh para siswa Muslim tersebut melakukan praktik sihir.

Pertengahan pekan lalu beredar video yang memperlihatkan dua siswa Muslim shalat berjamaah di Franklin Academy Charter School di Pembroke Pines, Florida, AS. Video itu menjadi viral di TikTok dengan lebih dari 7,5 juta penayangan.

Video dimulai dengan musik yang tenang dan sepasang anak laki-laki tengah shalat berjamaah dengan membacakan doa dalam bahasa Arab. Tak lama kemudian seorang wanita yang diduga kuat seorang guru, masuk ruangan. Guru itu berkata,”Tunggu, ini di kantor saya, dan kalian melakukan sihir ini?”

Seorang wanita yang diidentifikasi sebagai guru lain menerobos masuk, menyatakan bahwa murid-murid itu tengah melakukan shalat. Guru pertama kemudian terdengar berkata, “Saya percaya pada Yesus, jadi saya sela.” Guru itu kemudian berjalan di sajadah, di antara siswa yang menjadi imam shalat dan makmumnya, kakinya melanggar tangan seorang siswa yang tengah sujud.  

Wilfredo Ruiz, dari Council on American and Islamic Relations, mengatakan kepada Cody Weddle dari Local 10 News bahwa video tersebut “menjijikkan”. Tindakan guru itu sendiri jelas merupakan kasus intimidasi.

“Jijik melihat seorang guru mengungkapkan begitu banyak kebencian dan mengintimidasi siswa, ketika guru seharusnya menjadi orang yang melindungi siswa, melindungi perbuatan baik mereka,”kata Ruiz. Ruiz mempertanyakan masa depan siswa yang ingin beribadah di sekolah dan lingkungannya.

“Yang kami harapkan terjadi di sekolah adalah agar siswa kami mendapat dukungan penuh dalam kegiatannya,” ujarnya. “Tidak hanya kegiatan akademik mereka tetapi kegiatan apa pun yang memperkaya lingkungan akademik mereka.”

Azad Ali, Ketua Institut Darul Uloom, mengatakan kepada Amy Viteri dari Local 10 News bahwa masalahnya adalah soal reaksi guru tersebut. “Itu adalah bentuk ekstremisme dan saya tidak percaya pada ekstremisme apa pun,” katanya. “Apakah agama saya itu Muslim, atau Hindu, Kristen, Yahudi.”

Sementara Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa sekolah umum tidak boleh mengadakan salat resmi, shalat yang dipimpin siswa yang tidak mengganggu waktu pengajaran dilindungi oleh Amandemen Pertama.

Sementara Mohamed Haniff, seorang anggota komunitas Muslim, menunjukkan cara guru berjalan melalui mereka yang tengah shalat, tidak benar dan buruk. “Itu tidak benar dan juga tidak bisa ditoleransi,” kata Haniff.

Sementara itu Franklin Academy dalam pernyataannya menyatakan telah memecat guru tersebut.  “Sebelumnya hari ini, video TikTok yang sangat meresahkan dibagikan kepada sekolah kami. Video tersebut memperlihatkan seorang guru menginterupsi murid-muridnya saat salat. Setelah menerima video tersebut, pimpinan organisasi dan sekolah mulai menyelidiki situasi tersebut,” kata pernyataan tertulis itu.

“Akademi Franklin tidak mentoleransi perilaku diskriminatif. Seperti yang diketahui banyak orang, kami adalah sistem sekolah International Baccalaureate (IB), dan sebagai bagian dari inisiatif IB yang menjadi komitmen kami, Franklin bertujuan untuk mengembangkan generasi muda yang ingin tahu, berpengetahuan, dan peduli yang membantu menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih damai melalui pemahaman dan rasa hormat antarbudaya dan ras. …Meskipun kami tidak membahas masalah personel, kami dapat menyatakan bahwa guru yang bersangkutan bukan lagi anggota staf Akademi Franklin.” [Local 10 News/NBC 6 South Florida/daily mail/Middle East Eye]

Exit mobile version