- Pemain bermental mencari alasan, melindungi diri sendiri, menyalahkan orang lain.
- Akibatnya, setiap hari selalu ada opera sabun di ruang ganti Setan Merah, dan didengar pers.
JERNIH — Gary Neville, mantan kapten dan salah satu legenda Manchester United, menyerang pemain Setan Merah yang bermental menyalahkan rekan, orang lain, dan pelatih, atas kemerosotan performa tak berkesudahan.
“Setiap hari terasa seperti operas sabun,” kata Neville kepada Sky Sports. “Kalian mendengar para pemain menginginkan Mauro Pochettino sebagai pelatih. Lalu ada yang mengatakan Cristiano Ronaldo harus pergi.”
Menurut Neville, ada masalah kepercayaan diri. Namun, lanjutnyanya, ada pula masalah mentalitas alasan, cenderung melindungi diri sendiri, dan tidak melihat gambaran lebih besar, serta mencoba bangkit dengan bermain brilian.
“Manchester United terlalu lesu, dan sesuatu perlu berubah cepat jika pelatih Ralf Rangnick ingin melihat dirinya bersaing mendapatkan gelar pada musim depan,” Neville memberi saran.
Sejak kepergian Alex Ferguson akibat usia tua, Setan Merah telah berubah. Pelatih berikut terbebani keharusan mempertahankan performa, atau menduplikasi gaya Fergie, agar Setan Merah stabil.
David Moyes menjadi pelatih pertama yang gagal melakukannya. Setelah itu sejumlah pelatih besar datang dan pergi dari Old Trafford. Jika tidak tertangani, Manchester United berpotensi kembali ke era pra-Alex Ferguson — tim hebat, banyak bintang, tapi berkutat di papan tengah atau sibuk lolos dari zona degradasi.