Site icon Jernih.co

Gelang Berlian Harta Karun Ratu Prancis Terakhir Terjual Rp 114,3 Miliar

JERNIH — Sepasang gelang berlian bersejarah, pernah milik Marie Antoinette, terjual 6 juta pound, atau Rp 114,3 miliar di Balai Lelang Christie, Jenewa,

Marie Antoinette adalah ratu terakhir Prancis. Tahun 1774, saat Louis XVI naik tahta sebagai raja Prancis, Marie Antoinette mengambil gelar permaisuri.

Gelar ini dipegangnya sampai 1791. Saat Revolusi Prancis berlangsung, Marie Antoinette menjadi ratu Prancis — gelar yang dipegang 21 September 1792. Ia ditangkap kaum revolusioner, dipenjara, dan dipenggal di bawah Guillotine.

Sebelum ditangkap, Marie Anotinette menyembunyikan perhiasannya di dalam peti dan diselundupkan keluar Prancis. Dua gelang, yang bertahta berlian 140 dan 150 karat, hanya satu dari sekian banyak perhiasan yang diselundupkan.

Rahul Kadakia, direktur internasional Balai Lelang Christie, mengatakan pemenang mengikuti lelang lewat telepon, dan tidak mau disebut nama.

Tawaran tertinggi untuk dua gelang Marie Antoinette itu adalah 5,2 juta Poundsterling. Setelah ditambahkan komisi penjualan, pembeli harus membayar 6 juta Poundsterling.

Gelang-gelang itu disembunyikan dari pandangan publik selama 200 tahun terakhir, dan tersimpan sebagai koleksi Kerjaan Belgia.

Skenario Penyelundupan

Marie Antoinette melepas gelang-gelang itu dari tangannya tahun 1792, beberapa hari sebelum ditahan di Istana Tulleries, Paris. Duduk di sel di penjara di bawah istana, Marie Antoinette sampai pada keputusan semua perhiatannya tidak boleh jatuh ke tangan kaum revolusioner.

Caranya, selundupkan semua harta keluar dari Prancis. Ia membungkus semua perhiasan dengan kapas dan memasukannya ke dalam kotak kayu.

Sebagai sosok yang pernah punya pengaruh, Marie Antoinette yakin masih punya orang setia yang akan membawa perhiasan ini melewati perbatasan Brussels — ibu kota Kerajaan Belgia saat ini. Ia mendapatkan orang-orang itu.

Brussels saat itu berada di bawah kekuasaan Kerjaan Austria. Berlian tiba di Brussels, dan diserahkan kepada Count Mercy-Argenteau — duta besar Austria untuk Prancis.

Mercy-Argenteau adalah teman keluarga Marie Antoinette dan orang kepercayaan. Saat itu, Marie Antoinette yakin suatu hari kelak dia akan mengenakan perhiasan itu lagi.

Sejarah membuktikan keyakinan Marie Anotinette keliru. Pada 16 Oktober 1793, atau empat setelah peti itu sampai di Brussels, Marie Antoinette dieksekusi.

Francis II, kaisar Romawi Suci dan keponakan Marie Antoinette, memerintahkan agar peti itu dibuka. Semua perhiasan itu kemudian dikirim ke kantor Perbendaharaan Kekaisaran di Wina untuk disimpan sampai Marie-Therese Charlotte — putri tunggal Marie Antoinette — siap menerimanya.

Tahun 1796, setelah tiba di Austria, Marie-Therese mengklaim perhiasan itu. Kini, dua abad setelahnya, perhiasan itu berpindah tangan lewat lelang.

Jean-Marc Lunel, spesialis di Depatemen Perhiasan Balai Lelang Christie di Jenewa, mengatakan; “Yang ajaib adalah gelang itu tetap utuh. Perhiasan lain, terutama yang berhias banyak berlian, akan dipreteli untuk dijual.”

Menurut Lunel, inilah yang menarik bagi kolektor. Ini terlihat dari banyaknya kolektor yang mengikuti lelang, dan perhiasan terjual di atas harga yang diperkirakan.

Semula, Balai Lelang Christie Jenewa memperkirakan perhiasan akan terjual antara satu sampai dua juta Poundsterling.

Exit mobile version