JERNIH – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) telah pulang kembali ke Tanah Air. Selama ini HRS sering menggaungkan perlunya revolusi akhlak di Indonesia sedikit berbeda dengan revolusi mental yang disuarakan pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Apakah rencana revolusi akhlak ini akan terus berlanjut? Sekretaris Umum Front Pembela Islam (Sekum FPI) Munarman sebelumnya mengungkapkan, Habib Rizieq akan memimpin langsung revolusi akhlak di Indonesia, jika kelak ia kembali dari Arab Saudi.
Revolusi akhlak itu, menurut Munarwan, mengubah perilaku agar meneladani sikap Nabi Muhammad SAW. Dia mencontohkan revolusi akhlak seperti mengubah perilaku orang yang tadinya sering berbohong menjadi tidak berbohong dan yang tadinya sering meninggalkan salat jadi sering salat.
“Akhlak seperti apa? Menjadi akhlak kepada Rasulullah, akhlak yang berdasarkan Al-quran dan Assunnah, akhlak yang dari orang suka bohong direvolusi jadi tidak bohong, orang yang tidak suka salat menjadi orang yang suka salat, orang yang suka khianat jadi tidak khianat, itu yang mau diajak oleh Habib Rizieq, revolusi orang yang terjajah menjadi tidak tertindas, orang yang dizalimi jadi orang yang bebas dari penzaliman,” jelasnya, baru-baru ini.
Munarman juga menjelaskan arti di balik revolusi yang dimaksud HRS. Menurutnya, perdefinisi kata-kata revolusi adalah perubahan yang cepat. Maka dari itu, kata Munarman, HRS hendak melakukan perubahan cepat di Tanah Air dengan slogan ‘Revolusi Akhlak’.
“Perubahan cepat soal apa? Kalau rezim Pak Jokowi membuat slogan Revolusi Mental, maka Habib Rizieq menyuarakan dan membawa, serta akan memimpin ‘Revolusi Ahklak’. Akhlak seperti apa? Menjadi kepada akhlak Rasulullah, akhlak yang berdasarkan Alquran, dan As-sunnah,” ujarnya.
Menko Polhukam Mahfud MD sempat menyebut revolusi akhlak yang digaungkan HRS. Mahfud mengingatkan, tujuan Rizieq kembali ke Indonesia adalah untuk memimpin revolusi akhlak. Maka menurutnya massa yang membuat kerusakan bukanlah pengikutnya.
Selain itu ia juga mengatakan pemerintah akan menerapkan pengamanan reguler untuk mengantisipasi pengumpulan masa terkait rencana kepulangan HRS. “Habib Rizieq itu mau pulang dengan revolusi akhlak. Kalau membuat kerusakan berarti itu bukan pengikutnya Habib Rizieq,” ungkap Mahfud MD, mengomentari kepulangan HRS, kemarin.
Sementara Guru Besar Psikologi Politik Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Achmad Mubarok, revolusi akhlak memiliki kedekatan dengan revolusi karakter atau revolusi mental. Karakter bisa diubah dan dibangun melalui rasio (akal), hati, dan nurani.
“Dalam konteks revolusi akhlak yang digagas HRS, revolusi akhlak dibangun dengan manuver-manuver, seperti penegakan hukum tanpa pandang bulu, menolong orang yang susah, pejabat tinggi memiliki perhatian terhadap orang kecil, orang kaya hidup dengan sederhana. Orang kecil berpikir besar, orang repot tetapi suka bantu orang lain, itu membangun revolusi akhlak,” katanya, seperti dikutip dari suara.com.
Menurut pandangan Mubarok, keadaan negara belum sampai pada tahap seperti itu. Penanganan hukum dinilai masih pilih kasih, salah satu contoh yang dilontarkan Mubarok mengenai apa yang dialami aktivis KAMI yang menolak UU Cipta Kerja ditangkap, lalu diborgol. Sementara pada kasus lain, seperti tokoh yang terjerat kasus Djoko Djandra, justru dijamu makan. [*]