JERNIH – Israel telah mengidentifikasi jenazah tiga tawanan yang dibebaskan Hamas di Gaza sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, pasukan Israel membunuh sembilan warga Palestina di Gaza pada hari Selasa (14/10/2025), sebuah pelanggaran terhadap kesepakatan tersebut.
Jenazah Tamir Nimrodi, Eitan Levy, dan Uriel Baruch dikembalikan pada hari Selasa, bersama dengan jenazah lain yang diyakini sebagai warga Palestina dari Gaza, menurut media Israel yang mengutip seorang pejabat keamanan. Tiga dari empat jenazah sandera Israel berhasil diidentifikasi setelah konfirmasi forensik atas identitas mereka.
Levy dan Baruch keduanya dibunuh oleh Hamas selama serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, sementara Nimrodi tewas dalam pemboman Israel di Gaza, kata keluarganya, menurut Haaretz .
Sementara Militer Israel mengatakan Rabu (15/10/2025), satu dari empat mayat yang diterimanya dari Hamas tidak cocok dengan salah satu sandera yang berada dalam tahanan kelompok tersebut. Ditambahkannya, kelompok Palestina diharuskan melakukan segala upaya untuk jenazah para sandera yang tersisa.
“Dengan kesedihan dan rasa sakit yang mendalam, kami mengumumkan kembalinya jenazah Ouriel Baruch tercinta dari Jalur Gaza, setelah dua tahun penuh doa, harapan, dan keyakinan,” ujar keluarga warga Yerusalem yang diculik pada 7 Oktober 2023, di festival Nova pada usia 35 tahun.
Kerabat Tamir Nimrodi dan Eitan Levy juga mengumumkan kepulangan mereka ke Israel. Eitan Levy, seorang sopir taksi berusia 53 tahun, tewas setelah mengantar seorang teman di Kibbutz Beeri pada pagi hari serangan Hamas. Tamir Nimrodi, seorang tentara berusia 18 tahun, ditangkap di sebuah pangkalan militer di perbatasan Gaza.
Di Gaza, Israel menewaskan sembilan warga Palestina yang berusaha kembali ke rumah mereka di Kota Gaza dan di Khan Younis pada hari Selasa, dengan Al Jazeera melaporkan bahwa sebuah tank Israel melepaskan tembakan di Kota Gaza pada hari Rabu.
Meskipun Israel mengancam akan membatasi masuknya bantuan, lembaga penyiaran publik Israel Kan melaporkan bahwa Israel akan membuka penyeberangan Rafah seperti yang direncanakan semula dalam perjanjian gencatan senjata.
