Menurut Abu Ubaidah, tindakan tersebut didasari dendam setelah dirinya mendapat kabar bahwa dua anaknya tewas dalam serangan Israel.
JERNIH– Abu Ubaidah, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, menyatakan bahwa seorang penjaga Hamas yang membunuh sandera Israel pada Senin lalu bertindak sendiri di luar kebijakan organisasi. Menurut Abu Ubaidah, tindakan tersebut didasari dendam setelah dirinya mendapat kabar bahwa dua anaknya tewas dalam serangan Israel.
Melalui akun Telegram, Abu Ubaidah mengatakan bahwa prajurit Hamas yang ditugaskan sebagai penjaga sandera itu bertindak membalas dendam, melawan instruksi. “Hal itu terjadi setelah dia menerima informasi bahwa dua anaknya syahid dalam salah satu pembantaian yang dilakukan musuh,” kata Ubaidah, Kamis (15/8).
“Insiden ini tidak mencerminkan etika kami dan instruksi agama kami dalam memperlakukan tawanan. Kami akan memperkuat instruksi tersebut,”kata dia.
Dalam pesan selanjutnya di Telegram resmi kelompok tersebut, mereka memposting: “Kebrutalan Anda adalah Bahaya yang Mengancam Sandera Anda.”
Militer Israel tidak segera merespons permintaan komentar para wartawan. Pada Senin (12/8), setelah pengumuman awal Hamas mengenai insiden tersebut, militer Israel mengatakan tidak dapat segera mengonfirmasi atau menyangkal laporan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Pengungkapan oleh Hamas ini bisa menjadi upaya untuk meningkatkan tekanan pada Israel menjelang pembicaraan gencatan senjata di Doha.
Para utusan dari Amerika Serikat, Israel, Qatar, dan Mesir bertemu di Doha pada Kamis (15/8), dalam upaya terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan sandera Israel dan orang asing yang ditahan di Gaza, sebagai imbalan atas kebebasan banyak warga Palestina yang dipenjara oleh Israel. [Reuters]