Site icon Jernih.co

Hamas Serukan Agar Para Pejuang Diizinkan Keluar dari Terowongan Gaza

Pasukan keamanan Hamas di Khan Younis di Jalur Gaza pada 13 Oktober 2025 (Foto: Getty)

JERNIH – Hamas meminta negara-negara penengah untuk menekan Israel agar mengizinkan perjalanan aman bagi puluhan pejuangnya yang bersembunyi di terowongan di Jalur Gaza selatan. Israel telah menolak memberikan jalan keluar yang aman bagi para pejuang dari terowongan.

Permintaan itu muncul setelah militer Israel mengatakan telah menewaskan lebih dari 20 anggota Hamas selama seminggu terakhir yang berusaha melarikan diri dari infrastruktur teror bawah tanah di daerah tersebut” dan menangkap delapan orang lainnya.

“Kami menganggap (Israel) sepenuhnya bertanggung jawab atas nyawa para pejuang kami dan menyerukan kepada para mediator kami untuk segera mengambil tindakan guna menekan (Israel) agar mengizinkan putra-putra kami pulang,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Ini adalah pertama kalinya kelompok Islam itu secara terbuka mengakui bahwa anggotanya terjebak di terowongan. Media Israel melaporkan bahwa selama berminggu-minggu, antara 100 dan 200 pejuang Hamas masih terjebak dalam jaringan terowongan di bawah kota Rafah, di wilayah Jalur Gaza yang diduduki pasukan Israel.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang ditengahi AS dan mulai berlaku pada 10 Oktober, tentara Israel mundur dari wilayah pesisir wilayah Palestina hingga apa yang disebut “garis kuning” yang menandai wilayah di bawah kendali Israel.

Awal bulan ini, Utusan Khusus AS Steve Witkoff menyinggung dalam sebuah konferensi bisnis di Miami tentang “200 pejuang yang terjebak di Rafah” dan mengatakan bahwa penyerahan diri mereka, termasuk penyerahan senjata mereka, bisa menjadi “ujian” bagi kedua belah pihak dalam gencatan senjata, Israel dan Hamas. Akan tetapi, Israel tampaknya tidak bersedia berkompromi terkait pembebasan mereka secara aman dari terowongan tersebut.

Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan kepada AFP awal bulan ini bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak mengizinkan perjalanan aman bagi 200 teroris Hamasdan bahwa ia “tetap teguh pada posisinya untuk membongkar kemampuan militer Hamas dan mendemiliterisasi Jalur Gaza”.

Dalam pernyataannya pada hari Rabu, Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata melalui “pengejaran, likuidasi, dan penangkapan para pejuang perlawanan yang terkepung di terowongan Rafah”.

Exit mobile version