- IBM akan memulai langkah itu dengan menangguhkan perekrutan untuk fungsi back-office.
- Pekerjaan yang dikosongkan tidak akan diisi lagi dengan yang baru.
JERNIH — International Business Machine (IBM) Corporation akan memangkas 8.000 karyawan dan menggantinya dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Saya dengan mudah melihat 30 persen karyawan akan digantikan AI, dan otomatisasi selama periode lima tahun,” kata CEO IBM Arvind Krishna kepada Bloomberg dalam wawancara yang diterbitkan Selasa 2 Mei.
Menurut Krishna, IBM akan memulai langkah itu dengah sepenuhnya menangguhkan perekrutan untuk fungsi back-office seperti sumber daya manusia. Peran yang tidak berhadapan dengan pelanggan itu saat ini diisi 26 ribu pekerja.
Seorang juru bicara IBM mengatakan pihaknya tidak bermaksud memecat orang yang mengisi peran itu, tapi pekerjaan apa pun yang dikosongkan tidak akan diisi lagi.
Dalam komentar yang dikirim via email ke Business Insider, juru bicara IBM lainnya menjelaskan bahwa tidak ada jeda perekrutan menyeluruh, dan pihaknya sengaja dan bijaksana dalam perekrutan dengan fokus pada peran menghasilkan pendapatan.
IBM, kata juru bicara itu, akan sangat selektif mengisi posisi yang tidak secara langsung berhubungan dengan klien atau teknologi. Ia juga mengatakan IBM masih aktif merekrut ribuan orang untuk berbagai posisi.
Ancaman Serius
Akhir Maret lalu, tim riset ekonomi Goldman Sachs melaporkan kemajuan AI generatif, seperti ChatGPT yang kian populer, akan menyebabkan gangguan signifikan di pasar tenaga kerja.
Sekitar 300 juta pekerja di seluruh dunia akan digantikan AI, dan dua per tiga pekerjaan di AS dan Eropa terpapar beberapa derajat otomatisasi AI. Mereka juga mencatat AI generatif dapat digunakan sebagai pengganti seperempat pekerjaan saat ini.
Laporan Goldman Sachs membuat 1.100 peneliti AI, tokoh teknologi, dan futuris lainnya — termasuk CEO Tesla Elon Musk dan salah satu pendiri Apple Steve Wozniak — menandatangani surat terbuka yang menuntut moratorium enam bulan eksperimen AI raksasa.
Mereka memperingatkan sistem AI dapat menimbulkan risiko besar bagi kemanusiaan jika lolos dari pemahaman dan kendali penciptanya.