- Serie A Italia mengenangnya sebagai pencetak gol tembakan bebas terhebat.
- Fans Serbia merasa kehilangan. Kroasia belum menyampaikan ucapan duka.
JERNIH — Sinisa Mihajlovic, ikon Serie A Italia, meninggal dunia pada usia 53 tahun setelah berjuang melawan kanker.
Lahir di Vukovar, Kroasia, Mihajlovic menghabiskan sebagian besar hidup di Italia. Ia pindah ke Italia tahun 1992, atau satu tahun setelah bersama Red Star Belgrade meraih Piala Champions.
Di Serie A, Mihajlovic mengawali karier bersama Sampdoria, lalu pindah ke Lazio dan terakhir merumput bersama Inter Milan. Ia pensiun tahun 2006.
Sepanjang karier di Italia, ia meraih gelar bersama Lazio dan Inter Milan. Dia juga dianggap penembak spesialis bola mati dan masih memegang rekor gol tendangan bebas dalam sejarah sepak bola Italia.
Ia dikenal sebagai pemain belakang tangguh, kasar, dan berani berkelahi. Di Piala Dunia 1998 Prancis Mihajlovic meludani pemain Jerman Jens Jeremies setelah keduanya saling hina.
Tahun 2002 ia terkena skorsing delapanlaga karena dituduh meludahi Adrian Mutu — mantan pemain Chelsea. Namun, keduanya akur-akur saja saat Mihajlovic melatih Fiorentina dan Adrian Mutu menjadi bagian skuad-nya.
Setelah melatih Fiorentina, Mihajlovic menangani Sampdoria, AC Milan, dan terakhir Bologna.
Meski lahir di Kroasia, Mihajlovic memeluk Kristen Orthodox sehingga harus dianggap sebagai orang Serbia. Ia pernah memperkuat Yugoslavia, dan hanya sekali memperkuat Serbia. Terakhir ia melatih timnas Serbia.
Sebagai pelatih, Mihajlovic kurang sukses. Bersama Bologna, ia mengawali musim yang buruk dan terpaksa dipecat.
Tahun 2019 Mihajlovic didiagnosis menderita kanker darah atau leukemia. Ia menjalani perawatan sambil terus melatih.
AC Milan menulis di Twitter; “Surga mendapatkan legenda lain. Anda akan sangat dirindukan, Sinisa.” Bologna menambahkan; “Selamat tinggal, Tuan. Anda akan selamanya ada di hati kami.”
Di Serbia, fans sepak bola berduka. “Pahlawan masa kecil saya meninggal dunia. RIP Sinisa Mihajlovic. Kami tidak akan pernah melupakanmu.”