Site icon Jernih.co

India Ramaikan Perang Vaksin, Brasil Pesan Lima Juta Dosis Covaxin

JERNIH — Covaxin, vaksin Covid-19 buatan India, meramaikan perang vaksin. Asosiasi Klinik Vaksin Brasil (ABCVAC) memesan lima juta dosis Covaxin kendati uji klinis Fase 3 belum selesai.

Di India, Covaxin mendapat ijin penggunaan darurat. Bharat Biotech, produsen Covaxin, telah mendistribusikan Covaxin ke masyarakat.

ABCVAC mengkonfirmasi kabar ini di situsnya, bahwa mereka telah meneken nota kesepahaman dengan Bharat Biotech untuk membeli Covaxin.

Namun, kesepakatan apa pun harus tunduk pada persetujuan Anvisa, regulator kesehatan Brasil. Sejauh ini belum satu vaksin pun mendapat persetujuan Anvisa.

Pemerintah Presiden Jair Bolsonaro menghadapi kritik karena menunda kampanye vaksinasi. Padahal, angka kasus Covid-19 terus bertambah, dan korban tewas terus berjatuhan.

Sikap Presiden Jair Bolsonaro membuat beberapa negara bagian mengambil jalan sendiri. Kini, giliran lembaga kesehaan swasta menempun cara sendiri.

ABCVAC menggambarkan kesepakatan dengan Bharat Biotech sebagai cara memastikan orang Brasil mengunakan sistem kesehatan swasta. Biasanya, pelanggan ABCVAC adalah orang-orang kaya.

“Kami telah mencari solusi untuk pasar swasta,” kata Geraldo Barbosa, presiden ABCVAC, kepada TV GloboNews. “Kemungkinan muncul untuk menggunakan vaksin India.”

ABCVAC akan melakukan vaksinasi para paruh kedua Maret 2021, karena menunggu hasil akhir uji klinis Fase 3 dan pertujuan dari Anvisa.

India saat ini menggunakan dua vaksin untuk membebaskan rakyatnya dari Covid-19; Covaxin dan AstraZeneca. Keduanya mulai digunakan untuk situasi darurat.

India berencana menyuntik vaksin kepada 300 juta dari 1,3 miliar penduduk pada pertengahan tahun ini, sedangkan Brasil masih berjuang menjalankan kampanye vaksinasi.

Di Brasil, vaksinasi dan vaksin menjadi isu politik. Presiden Bolsonaro skeptis dengan vaksinasi dan terus mencemooh. Ia mendapat banyak dukungan rakyatnya.

Exit mobile version