- Terapi ini kali pertama digunakan Donald Trump, saat mantan presiden AS itu divonis mengidap Covid-19.
- Di India, harga terapi Rp 14 juta, di AS Rp 242 juta.
JERNIH — Institut Gastroenterologi Asia di Hyderabad, India, memberi dosis tunggal obat antibodi monoklonal kepada 40 pasien Covid-19. Hasilnya, pasien sembuh dari seluruh gejala klinis seperti demam, malaise, dan virus hilang.
Dr Nageshwar Reddy mengatakan pemberian obat antibodi monoklonal adalah bagian dari salah satu penelitian terbesar untuk mengetahui apakah terapi itu efektif terhadap virus korona vairian delta yang sangat menulari.
“Studi di AS menunjukan obat ini efektif terhadap virus korona varian Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan,” kata Dr Reddy kepada NDTV.com. “Tidak ada yang menguji terapi obat ini terhadap varian delta yang kini menyebar di India.”
Menurut Dr Reddy, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terapi obat antibodi monoklonal efektif melawan virus mutan. Hasil yang diperoleh menunjukan seluruh dari 40 pasien yang mengikuti uji coba sembuh.
“Virus hilang dari tubuh 40 pasien itu ketika kami melakukan rapid test PCR,” kata Dr Reddy.
Terapi antibodi monoklonal menjadi pusat perhatian setelah diberikan kepada Donald Trump, setelah mantan presiden AS itu dinyatakan positif mengidap Covid-19. Trump mengalami gejala ringan, tapi sembuh dalam 24 jam setelah mengikuti terapi itu.
Koktail dosis tunggal antibodi monoklonal bisa diberikan kepada pasien yang mengalami tiga sampai tujuh hari infeksi.
Casirivimab dan Indevimab adalah dua obat yang dicampur untuk terapi antibodi monoklonal, yang harganya 1000 dolar AS, atau Rp 14,2 juta, di India. Di AS, biaya terapi ini sekitar 20 ribu dolar AS, atau Rp 284 juta.
Biaya tidak masalah. Orang-orang kaya meminta terapi ini, tapi dokter memperingatakan terapi tidak bisa digunakan secara berlebihan.
“Kami tidak boleh menyalahgunakan terapi,” kata Dr Reddy. “Terapi harus diberikan hanya di bawah indikasi tertentu yang diijinkan Kementerian Kesehatan.”
Jika digunakan berlebihan, akan lebih banyak virus mutan datang. Jadi, terapi ini benar-benar harus digunakan dengan hati-hati. Pasien yang telah menjalani terapi disarankan mengikuti vaksinasi setelah tiga bulan.