- Jaringan perdagangan Gadis Rohingya terdiri dari lima lapis.
- Dimulai dari kamp pengungsi di Cox’s Bazaar sampai ke pemesan.
JERNIH — Badan Investigasi Nasional (NIA) India mengungkap jaringan luas perdagangan gadis-gadis Rohingya dari kamp-kamp pengungsi Bangladesh ke India.
Dakwaan yang diajukan NIA ke Pengadilan di Guwahati memberi rincian mengerikan bagaimana jaringan bekerja, mencakup beberapa kota di seluruh India. Jaringan dimulai dari negara bagian di perbatasan di wilayah timur laut hingga ke Jammu di utara.
The Irrawaddy melaporkan enam orang ditangkap dan disersahkan ke pengadilan, setelah mereka dihadapkan ke pengadilan Guwahati bulan lalu.
Laporan Informasi Pertama (FIR) yang didaftarkan di pengadilan oleh NIA menyebutkan tidak hanya pengungsi Rohingya, tapi juga warga negara Bangladesh, memasuki India secara ilegal melalui beberapa bentangan berpori di sepanjang perbatasan internasional di zona perbatasan India di timur laut dan Benggala Barat.
Kumkum Ahmed Choudhuy, salah satu yang ditangkap, adalah gembong jaraingan perdagangan manusia. Ia memiliki jaringan perdagangan manusia yang disebut NIA sebagai konspirasi besar yang terorganisir rapi untuk mengeksploitasi migran legal dan mengacaukan rasio populasi dan skenario demografis.
Ahmed beroperasi dari Bengalore, bekerja sama dengan Sahalam Laskar di Jammu dan Raju Ali yang berbasis di Bangladesh. Mereka juga melibatkan pemberian identitas dan dokumen perjalanan palsu kepada para korban sebelum diserahkan ke majikan.
Lebih satu juga pengungsi Rohingya dilindungi di kamp-kamp pengungsi di distrik pesisir Cox’s Bazaar, Bangladesh. Mereka meninggalkan kampung halaman di negara bagian Rakhine, Myanmar, setelah gelombang kekerasan dan penolakan pemerintah terhadap eksistensi mereka.
Seorang pejabat India mengklaim di antara korban perdagangan manusia yang ditangkap NIA, dan ditempatkan di pusat rehabilitasi, adalah gadis Rohingya yang diusir dari Rakhine bersama keluarga mereka tahun 2017.
Di India, sekitar 40 ribu pengungsi tersebar di sejumlah lokasi berbeda. Sebanyak 5.000 menetap di Jammu. Banak di antara mereka dipulangkan ke Myanmar setelah ditangkap karena memasuki India secadra ilegal.
Baru-baru ini banyak kelompok ditangkap di perbatasan India karena upaya kembali ke kamp pengungsi di Bangladesh.
Lima Lapis
Investigasi NIA dimulai setelah sekelompok terdiri dari sembilan pengungsi Rohingya ditangkap di stasiun KA Guwahati di Assam tahun lalu. Penyelidikan berlangsung lebih setahun mengungap jaringan perdagangan lima lapis, yang dimulai dengan mengidentifikasi para korban di pengungsi Cox’s Bazaar.
Korban dipikat sekelompok warga negara Bangladesh dengan tawaran prosek hidup lebih baik di India. Lapis kedua adalah kelompok di sepanjang perbatasan internasional yang diberi mandat menerima korban dari agen di Bangladesh dan menyerahkan ke agen lapisan berikut.
Semua pedagang yang ditangap adalah mereka yang beroperasi di lapisan ketiga, yang memberikan dokumen perjalanan palsu, tiket kereta api, telepon seluler, dan mencari tempat perlindungan bagi para korban, sampai mencapai tempat tujuan.
Lapisan keempat adalah pemandu yang ditugaskan pedagang lapisan ketiga. Mereka mengatur prosedur pick and drop untuk para korban. Beberapa dari mereka ikut dalam perjalanan para korban di kereta api sampai ke tempat tujuan.
Lapisan terakhir adalah pengguna yang membayar uang dalam jumlah besar kepada pada pedagang. Mereka menstransfer uang ke pedagang lewat sejumlah bank di India.