“Mitra kami di Hong Kong sudah menjalin kontak dengan pemerintah Indonesia untuk alat tes Covid-19 itu,” kata Michal kepada Albalad.co melalui pesan WhatsApp, Jumat (4/9).
JERNIH– Pemerintah Indonesia disebut-sebut tengah dalam proses negosiasi pembelian alat tes Covid-19 bikinan Newsight Imaging Ltd., perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan asal Israel.
Berita tersebut beredar di laman berita Albalad.co, sebuah situs kritis yang berbasis di Indonesia. Menurut Albalad, alat tes bernama SpectraLIT itu jauh lebih mutakhir dan akurat ketimbang tes PCR. SpectraLIT cukup menganalisis air liur bekas kumur-kumur dan hasilnya–seseorang terinfreksi Covid-19 atau tidak—bisa ditunggu dalam hitungan dua detik, dengan tingkat akurasi 95 persen.
Menurut Direktur Kemitraan Strategis Newsight Imaging Ltd. Micha Cooper, proses pembicaraan antara perusahaannya dengan pemerintah Indonesia dilakukan oleh mitra mereka di Hong Kong, yang memiliki lisensi untuk pemasaran di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
“Mitra kami di Hong Kong sudah menjalin kontak dengan pemerintah Indonesia untuk alat tes Covid-19 itu,” kata Michal kepada Albalad.co melalui pesan WhatsApp, Jumat (4/9). “Saya belum bisa memastikan apakah kedua pihak sudah memfinalisasi kesepakatan untuk pembelian SpectraLIT.”
Beberapa waktu sebelumnya, AlBalad menukis bahwa rumah sakit terbaik di Israel, Sheba Medical Center, bekerja sama dengan Newsight Imaging Ltd., berhasil mengembangkan alat tes Covid-19 mampu mengeluarkan hasil dalam dua detik.
“Alat uji Covid-19 ini sedang diuji coba dan memiliki tingkat akurasi 95 persen,” kata Direktur Divisi Internasional Sheba Medical Center Yoel Hareven, saat dihubungi Albalad.co melalui telepon WhatsApp, beberapa waktu lalu. “Alat itu bisa mengeluarkan hasil apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak cuma dalam dua detik.”
Hareven menambahkan, alat diberi nama SpectraLIT itu akan diproduksi secara massal paling lambat akhir tahun ini.
Menurut Profesor Eli Schwartz, ketua tim uji coba sekaligus kepala Center for Geographic Medicine, alat tes Covid-19 ini sangat cocok dipakai untuk pemindaian massal, seperti di bandar udara, panti jompo, dan bahkan di rumah. “Sistem ini sangat cepat, murah, dan dapat diandalkan,” ujarnya dalam siaran pers diterima Albalad.co.
Dia mengatakan SpectraLIT memang dibikin buat mengganti tes PCR, terutama di tenpat-tempat membutuhkan uji Covid-19 secara massal. Schwartz menekankan SpectraLIT memberikan hasil positif atau negatif Covid-19 dengan tingkat akurasi tinggi melebihi PCR, rata-rata akurasinya sekitar 18 persen dan paling cepat hasilnya baru diketahui 15 menit kemudian.
Berbeda dengan uji PCR cukup ribet dan berbiaya mahal, menggunakan SpectraLIT seseorang cukup berkumur-kumur dengan sepuluh milimeter cairan khusus pembersih mulut, kemudian meludah dalam sebuah tabung. [Albalad.co]