Site icon Jernih.co

Kali Pertama Sejak 1918, Peneliti Mengabadikan Gurita Kaca di Samudera Pasifik

JERNIH — Gurita kaca, spesies langka dengan kulit tembus pandang, ditemukan dan tertangkap kamera peneliti kelautan yang menjelajah ke dalam Samudera Pasifik.

Seluruh organ dalam gurita terlihat dengan mata telanjang, termasuk ikan utuh yang disantap. Daily Mail menulis peneliti dua kali menemukan gurita kaca selama ekspedisi.

Ini bukan temuan baru. Gurita kaca, dikenal dengan nama ilmiah Vitreledonella richardi, telah diketahui sejak 1918. Namun, hampir tidak mungkin menangkap hidup-hidup hewan ini karena habitatnya yang ekstrem.

Sejauh ini ilmuwan hanya bisa menganalisis gurita kaca dari temuan di perut hewan lain. Gurita kaca menjadi buruan ikan lain jika berenang lebih ke atas, dan jauh dari habitat-nya.

Adalah Schmidt Ocean Institute, bekerja sama dengan ilmuwan dan peneliti lukal, yang menggelar ekspedisi di perbatasan sains dan eksplorasi.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, semua penyelaman di Samudera Pasifik difilmkan dan disiarkan secara lansgung. Publik yang mengikuti siara langsung akan bisa melihat kegelapan samudera dengan semua hewan berenang di dalamnya.

“Kita memicu imajinasi sambil mendorong wawasan ilmiah dan perlindngan dunia bawah laut,” kata Dr. Jyotika Virmani, direktur Schmidt Ocean Institute.

Gurita Kaca

Meski belum diteliti secara ekstensif, para ahli mengetahui beberapa fakta tentang gurita kaca. Misal, gurita memiliki mantel sepanjang 11 sentimeter, dan total panjang tubuhnya 45 sentimeter.

Tiga pasang lengan antas memiliki panjang relatif saja. Pada gurita remaja ukuran remaja, panjang mantel kira-kira sama dengan lengan. Pada gurita kaca dewasa, panjang mantel dua atau tiga kali lebih panjang dari lengan.

Penghisap pada gurita kaca berukuran kecil, berjauhan, dan tersusun dalam satu rangkaian. Inilah yang membedakan gurita kaca dengan gurita lain.

Mata gurita kaca berbentuk persegi panjang. Mereka juga memiliki embrio yang berkembang di dalam telur. Telur berada dalam tubuh smpai siap melahirkan.

Tidak mudah menemukan gurita kaca. Dr Virmani dan timnya butuh 34 hari untuk menjelajah Kepulauan Phoenix, sebelah timur Kiribati, dan memetakn 11.580 mil persegi.

Kepulaun Phoenix adalah salah satu ekosistem karang terbesar di dunia. Peneliti menghabiskan sebagian besar waktu di sini, untuk meneliti eksosistem dan habitat terbubung.

Untuk menemukan gurita kaca, peneliti hanya bergantung pada satu hal, yaitu keberuntungan.

Exit mobile version