SEMARANG-Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut lockdown yang digaungkan Walikota Tegal merupakan “isolasi kampung” bukan tindakan karantina sebagaimana dilakukan berbagai negara menghadapi Covid-19.
Ganjar mengatakan hal tersebut setelah pihaknya berkomunikasi dan mendapat klarifikasi dari Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono. Ganjar bahkan mengapresiasi sikap Pemda Tegal yang responsif dengan perkembangan situasi terkait penyebaran Covid-19 yang begitu masif,
“Sudah ada penjelasan, niat baik. Di sana ada yang positif, dirawat,” kata Ganjar, Jumat (27/3/2020).
Baca juga: Mendagri Tak Setujui Penutupan Akses ke Papua
Ganjar juga menjelaskan bahwa niat Dedy menyatakan lockdown untuk Tegal adalah upaya Pemda Tegal agar warga Tegal patuh untuk tetap di rumah serta mengurangi aktivitas. Menurut Ganjar, Dedy sudah berupaya menutup tempat hiburan, namun ternyata masih banyak warga yang braktivitas diluar rumah.
Ganjar juga menjelaskan upaya Dedy mencegah masyarakat Tegal agar patuh terhadap himbauan Pemda namun nampaknya masyarakat sulit mematuhi.
Baca juga: Mulai 26 Maret Penerbangan Dan Pelayaran ke Papua Ditutup
Dedy pernah melakukan ‘Lockdown localnya’ di alun-alun karena alun-alun Tegal menjadi pusat keramaian masyarakat Tegal. Namun nampaknya gagal. Alun-alun tetap ramai.
Beberapa waktu lalu, kata Ganjar, Dedy menelponnya untuk minta ijin menutup tempat hiburan. ‘Pak Gub, saya mau nutup tempat hiburan’ yang kemudian diberi ijin Ganjar.
“Dan karena masih belum dapat membuat masyarakat patuh maka Dedy memutuskan membatasi jalur masuk kota dan kampung dengan barier, mungkin judulnya ya isolasi kampung,”.
Baca juga: Kota Tegal Lockdown Mulai 30 Maret
Sehari sebelumnya, Dedy juga meminta warga Tegal yang diperantauan untuk tidak mudik saat lebaran.
“Kepada warga kota Tegal di perantauan, saya imbau tidak mudik selama musim pandemic Covid-19. Ini demi kebaikan kita bersama,” kata Dedy setelah melakukan rapat dengan Forkompinda di Kantor Diskominfo Tegal, Kamis (26/3/2020).
“Kalau dilihat data, di Jakarta sudah ada 495 yang positif. Sementara banyak warga Kota Tegal dan sekitarnya yang merantau di Jakarta. Ini akan berpengaruh buruk untuk masyarakat Kota Tegal. Makanya, Kota Tegal akan gunakan local lockdown ini seluruhnya,”.
(tvl)