Yang lebih membuat dirinya kecewa, kata Dubes Hamianin, pernyataan tersebut keluar dari lisan seseorang yang dalam tubuhnya mengalir darah dan jiwa kepahlawanan seorang pejuang. Hamianin mengatakan, public tahu betul bahwa kakek dan ayah Gubernur Edy Rahmayadi adalah seorang prajurit yang tulus, pejuang kemerdekaan, serta seorang yang gigih dalam perjuangan melawan penjajahan
JERNIH—Duta Besar Republik Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengecam keras pernyataan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayandi, yang mengatakan bahwa jika dirinya menjadi Vladimir Putin, sejak tiga tahun lalu akan menyerang Ukraina. Menurut Hamianin, pernyataan Edy yang disampaikan pada acara Bank Indonesia,” Sumateranomic” di Medan, Senin, 6 Juni lalu, dan disiarkan melalui kanal YouTube itu memalukan untuk seorang pejabat seperti dia.
Dalam press briefing yang dilakukan secara daring, Rabu (8/6), Dubes Hamianin membacakan rasa kekecewaan pemerintah Ukraina tersebut poin per poin. Menurut Hamianin, Kedubes Ukraina di Jakarta merasa sangat terkejut dan prihatin.
“Kami benar-benar tidak menyangka itu akan keluar dari lisan seorang pejabat tinggi pemerintah Indonesia, negara yang berketuhahan yang Maha Esa dan menjadikan kemanusiaan sebagai salah satu sila dari dasar negara Indonesia,”kata Dubes.
Hamianin yakin, Gubernur Edy tentu mengetahui bahwa mayoritas korban yang jatuh adalah warga sipil, non-kombatan yang hak hidupnya dilindungi oleh hukum humaniter internasional. “Tidak ada pembenaran apa pun untuk menjadikan warga sipil yang tidak bersenjata sebagai target selama perang,”kata dia.
Lebih jauh Dubes Ukraina mengatakan, pernyataan Gubernur Sumut itu mengingatkan dirinya pada kutipan seorang wali sufi terkemuka, Sa’di Ghulistan, yang mengatakan, “Jika Anda tidak mampu merasakan apa yang orang lain derita, Anda tidak pantas menyebut diri Anda seorang manusia.”
“Dengan segala hormat, kami tidak menemukan sedikit pun rasa hormat terhadap kemanusiaan dari pernyataan Gubernur, atas nama seluruh rakyat Ukraina, kami benar-benar kecewa,”kata Dubes.
Yang lebih membuat dirinya kecewa, kata Dubes Hamianin, pernyataan tersebut keluar dari lisan seseorang yang dalam tubuhnya mengalir darah dan jiwa kepahlawanan seorang pejuang. Hamianin mengatakan, public tahu betuk bahwa kakek dan ayah Gubernur Edy Rahmayadi adalah seorang prajurit yang tulus, pejuang kemerdekaan, serta seorang yang sangat anti-penjajah dan gigih berjuang melawan penjajah. “Almarhum seorang yang jiwa patriotiknya patut diteladani oleh warga negara dan bangsa ini, sama seperti jutaan orang Ukraina yang saat ini berjuang melawan kolonialisme,”kata Hamianin.
Yang menarik, Dubes Ukraina juga menyatakan, sebenarnya pihaknya tidak ingin membeberkan informasi yang selama ini mereka pegang rapat-rapat. Pasalnya, mereka percaya mengungkapkan kebaikan adalah hal yang tidak pantas, apalagi dalam budaya yang berkembang di Indonesia, seperti yang mereka pelajari.
“Namun perlu diketahui, selama ini pemerintah Ukraina—negara yang ingin diserang oleh gubernur Sumatera Utara jika dia adalah Putin—adalah negara yang menyelamatkan dan mengevakuasi beberapa pekerja migran Indonesia, warga Sumatera Utara asal Binjai, selama Rusia melakukan serangan bombardir di Chernihiv.
“Hal ini kurang mendapat perhatian media karena kami tidak pernah tertarik untuk mengeksposnya ke publik. Kami peduli dengan kehidupan warga sipil lokal dan asing, tidak seperti tentara Putin,”kata Hamianin.
Hamianin juga mengingatkan Gubernur Edy bahwa dalam pembukaan UUD 1945, Konstitusi Negara Indonesia, tertulis dengan jelas bahwa Indonesia akan selalu menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi.
Yang menarik, di akhir pembacaan sikap Kedubes tersebut, Dubes Vasyl Hamianin yakin bahwa pada suatu saat dirinya bisa bertemu bersilaturahmi dengan Edy dalam suasana persaudaraan. “Itu sikap yang sangat dijunjung tinggi ajaran Islam,” kata Dubes Ukraina tersebut. [rls]