JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kini resmi berganti, dari Komjen Pol Suhardi Alius ke Irjen Pol Boy Rafli Amar. Hal itu terlihat pada acara serah terima jabatan (Sertijab) yang berlangsung di Jakarta, Jumat (8/5/2020).
Boy Rafli mengatakan, bakal melanjutkan program kerja yang telah direncanakan dan dijalankan selama masa kepemimpinan Suhardi Alius dalam penanggulangan terorisme di Tanah Air.
“Karena prinsip saya, saya bekerja untuk melanjutkan rencana yang telah ditetapkan dalam rencana kerja selama masa kepemimpinan pak Suhardi Alius,” ujarnya.
Dengan segala kemampuan terbaik yang dimiliki BNPT, lanjut Boy Rafli, berharap visi misi BNPT dapat terpenuhi dan terlaksana. Sebab apa yang dilakukan Kepala BNPT sebelumnya, sudah banyak sekali prestasi.
“Ini tinggal kita lanjutkan dan kita kembangkan agar semakin efektif, lebih besar lagi daya pencegahan yang bisa dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat bersama-sama untuk meniadakan potensi ancaman dan aksi terorisme di negara kita,” katanya.
Perjalanan selama 3 tahun 10 bulan yang dilakukan Komjen Pol Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT, dinilai telah dapat membangun dan membina pemberdayaan seluruh potensi yang ada dalam melaksanakan tugas-tugas di BNPT.
“3 tahun 10 bulan bukan waktu yang singkat, bukan waktu yang lama yang dibentuk pak Suhardi dalam penataan organisasi, membangun kultur organisasi, melaksanakan tugas, visi organisasi untuk keberhasilan tugas-tugas dari BNPT. Oleh karena itu tentu kami akan banyak belajar kepada para pejabat senior,” kata dia.
Ia bersukur BNPT bervariasi dari multi sumber, seperti TNI, Polri, ASN sejumlah kementerian, para ahli, dan pakar. Namun menekankan, kebersamaan yang telah dibangun Suhardi dapat dilanjutkan.
“Mudah-mudahan saya bisa menyamai, paling tidak mengikuti kinerja yang luar biasa yang sudah dilakukan pak Suhardi,” katanya.
Boy juga mengharapkan adanya bimbingan atau arahan dari Suhardi Alius, agar tugas-tugas BNPT kedepan semakin baik lagi.
“Saya menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Suhardi Alius. Mohon kiranya semua di BNPT ini juga bisa mendapatkan bimbingan dan arahan, agar tugas-tugas BNPT kedepannya lebih mantap,” ujarnya.
Sementara Komjen Pol Suhardi Alius, mengatakan selama menjabat sebagai Kepala BNPT sungguh banyak sekali dinamika yang dikerjakan bersama jajaran BNPT, sebab berasal dari berbagai instansi.
“Artinya seluruh pejabat dan pegawainya berasal dari berbagai macam instansi,” ujar dia.
Oleh karena itu, dengan banyaknya orang dari berbagai institusi di BNPT, membuat pengalaman sangat berharga. Sehingga hubungan antar instansi dapat dijaga.
“Kita kerja bukan sifatnya nasional, tapi regional dan juga global. Alhamdulillah selama 3 tahun 10 bulan banyak sekali langkah-langkah yang kita kerjakan. Menjadi dasar dimana pendekatan soft power atau smart power itu menjadi mengemuka dan menjadi role model. Bukan cuma di tingkat nasional, tapi di tingkat global,” katanya.
Menurutnya bisa menjadi pondasi bagi BNPT, segala sesuatu dalam memecahkan masalah tidak semua dengan kekerasan, tapi juga ada sisi kemanusiaan yang bisa disentuh. Karena dalam prinsipnya, kekerasan bila dibalas dengan kekerasan tentu akan mengakibatkan kekerasan dan kebencian.
“Pendekatan keras perlu kita laksanakan sebagai langkah terakhir. Oleh sebab itu, pondasi ini sudah sangat baik dan alhamdulillah dapat pengganti yang sangat baik, orang yang humanis, punya kesantunan, dan sebagainya,” ujar dia.
Dirinya meyakini tidak akan banyak perubahan bagi BNPT kedepannya. Karena bagi Suhardi, figur Irjen Boy Rafli adalah orang yang sangat tenang, stabil, dan cermat dalam memberikan statement-statement.
“Langkah-langkahnya yang sangat baik bisa mendapatkan berbagai dukungan, seperti organisasi NU (Nahdatul Ulama), Muhammadiyah kemudian organisasi yang lain termasuk dari Civil Society organization. Saya berharap banyak kepada pejabat baru untuk bisa memberikan yang terbaik buat bangsa ini,” ujarnya.
Suhardi Alius berharap Boy Rafli bisa melanjutkan program yang menjadi pekerjaan rumah untuk membentuk Duta Damai Dunia Maya Global yang sejatinya digear pada bulan April lalu, namun tertunda akibat adanya pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, pembentukan tersebut bakal dimundurkan waktunya dan belum bisa dipastikan apakah bisa dilaksanakan di tahun 2020 atau mungkin tahun 2021 mendatang.
“Sebagai masukan buat pak Kepala BNPT baru, kita selama ini telah menginisiasi yang namanya Duta Damai Dunia Maya dari mulai nasional, regional sampai global. Yang sudah kita laksanakan adalah nasional, kemudian regional juga sudah dilaksanakan dengan wilayah ASEAN dan tahun ini harusnya kita laksanakan secara global, di mana setiap benua akan diwakili oleh dua atau tiga negara,” katanya.
Dengan Duta Damai Dunia Maya, lanjut Suhardi, bakal memberikan pemahaman kepada masyarakat dunia, utamanya generasi muda tentang bahaya paham radikal terorisme.
Disamping itu, keberadaan Duta Damai Dunia Maya sangat penting. Dikarenakan yang menjadi target daripada brainwashing atas kelompok-kelompok radikal adalah kaum anak muda. Karenanya, dibutuhkan para anak muda sebagai counter dalam membendung paham-pahan tersebut melalui Dunia Maya.
“Karena anak muda ini kalau di netralisir oleh orang lain akan susah, tapi kalau dengan bahasa anak muda itu akan lebih masuk,” katanya.
Seperti diketahui, Irjen Pol Boy Rafli Amar sebelumnya telah dilantik sebagai Kepala BNPT oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (6/5/2020). Hal berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan BNPT. [Fan]