- Presiden Vladimir Putin mengakui adanya kekurangan fasilitas produksi skala industri.
- Gamaleya, pengembang Sputnik V, mengatakan uji klinis masih berjalan.
Moskwa — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pengembang vaksin Sputnik-V menghentikan uji klinis akibat kekurangan pasokan.
“Satu-satunya pertanyaan adalah memastikan volume produksi skala industri yang diperlukan,” kata Putin dalam forum investasi seperti dikutip Moscow Times. “Ada masalah dengan ketersediaan atau kurangnya peralatan untuk produksi massal vaksin.”
Sebelumnya, staf delapan dari 25 klinik uji klinis di Moskwa mengatakan mereka menghentikan vaksinasi relawan akibat kehabisan dosis yang dialokasikan.
Perwakilan dari organisasi penelitian yang mengawasi uji klinis, yang tidak mau disebut nama, berharap vaksinasi bisa dimulai kembali 10 November.
Perwakilan Crocus Medical mengaitkan penghentikan inokulasi dengan permintaan kolosan vaksin Sputnik-V. Di sisi lain, kapasitas produksi tidak memadai.
Baca Juga:
— Rusia Ingin Segera Jualan Vaksin Covid-19 Sputnik-V
— Perang Vaksin: Rusia Bilang Vaksin Oxford Ubah Manusia Jadi Monyet
–– Rusia Luncurkan Vaksin Covid-19 Kedua
Gamaleya, Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi yang mengembangkan Sputnik-V, ketidak-mampuan produksi massal vaksin memperlambat vaksinasi sukarelawan baru.
Seharusnya, sukarelawan yang telah mendapat vaksinasi pertama akan disuntik kali kedua 21 hari kemudian. Namun Gamaleya dan Crocus Medical membantah kabar uji klinis dihentikan.
“Uji klinis berlanjut dan pasokan vaksin cukup,’ kata Alexei Butylin, direktur Crocus Medical, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Alexander Gintsburg, direktur Gamaleya, mengatakan; Semuanya masih di jalurnya. Jarak antara jumlah orang diinokulasi dosis pertama dan kedua cukup signifikan.”
Pemerintah Kota Moskwa mengatakan sepanjang Jumat 30 Oktober sebanyak 10 ribu sukarelawan menerima suntikan kedua. Tidak satu pun dari mereka mengalami efek samping serius.
Uji klinis Sputnik V melibatkan 40 ribu sukarelawan. Sebanyak 10 ribu diharapkan menerima plasebo.
Pekan lalu Gintsburg mencatat beberapa sukarelawan terular Covid-19 sejak menerima vaksin. Dia memperkirakan yang diberikan kepada sukarelawan itu bukan vaksin, tapi plasebo.
Untuk mengetahuinya, lanjutnya, harus menunggu sampai pertengahan November.