- Ada klausul politik dalam kontrak yang ditanda-tangani 2017.
- Lionel Messi hanya boleh pergi dari Barcelona jika Catalan merdeka dan menjadi negara berdaulat.
- Jika Catalan merdeka, Barcelona keluar dari Liga Spanyol dan bikin liga sendiri.
- Lionel Messi telah lama diminta berintegrasi dengan budaya Catalan.
JERNIH — Lionel Messi, legenda Barcelona asal Argentina, rupanya terikat kontrak politik, yaitu hanya boleh meninggalkan El Barca jika Catalonia merdeka dan menjadi negara berdaulat.
Barcelona adalah ibu kota Catalonia, wilayah Spanyol yang sekian lama berusaha memisahkan diri dan membentuk negara republik. Klub Barcelona, yang berjuluk El Barca, adalah alat perjuangan bangsa Katalan memobilisasi diri.
Di Camp Nou, stadion milik Barcelona, selalu terpampang spanduk berbahasa Inggris; Catalan is not Spanish. Pemain sepakbola Katalan, yang memperkuat timnas Spanyol, selalu menolak berfoto dengan latar belakang bendera Spanyol.
Messi adalah produk sistem pembinaan Barcelona. Ia menempa diri di Barcelona sejak usia sekolah dasar, dan menjadi bagian tak terpisahkan klub itu.
Namun, Messi bukan orang Katalan. Ia tetap orang Argentina. Ia berbicara dalam Bahasa Spanyol, dan tak berusaha belajar Bahasa Katalan.
Kontrak Politik
Bagi Barcelona, Messi adalah segalanya. Ia lebih berharga dari semua bintang sepakbola yang pernah bermain di Barcelona; Luis Figo, Diego Maradona, Ronaldo de Lima, dan masih banyak lagi.
Messi tidak hanya tambang uang, tapi juga jaminan kemenangan Barcelona atas-atas klub-klub Spanyol, terutama Real Madrid. Tidak heran jika manajemen Barcelona berusaha terus mengontraknya.
Dalam kontrak yang ditanda-tangani tahun 2017, diperkirakan berakhir Juni 2021, Messi dijinkan pergi tanpa imbalan kendati diharapkan tetap bersama Barcelona.
Rincian kontrak, seperti dibeberkan surat kabar El Mundo Deportivo, menyangkut uang 555 juta euro, atau Rp 9,3 triliun. Namun, yang mengejutkan adalah kontrak politik yang berbunyi Barcelona mengijinkan Lionel Messi menjadi pemain bebas agen jika Catalonia mendapatkan kemerdekaan.
Pers Spanyol menulis jika Catalonia merdeka, Barcelona keluar dari Liga Spanyol. Republik Catalonia, atau Republik Katalan, akan membentuk liga sepakbola sendiri meski entah beranggotakan berapa klub.
Jika Messi bersedia bertahan, dan menjadi warga ‘Republik Catalonia’, Barcelona akan memberikan gaji kotor 138 juta euro, atau Rp 2,3 triliun, per musim. Ada pula biaya pembaruan kontrak sebesar 115 juta euro, atau Rp 1,9 triliun, plus 79 juta euro, atau Rp 1,3 triliun, per musim sebagai bonus atas loyalitasnya bertahan di Camp Nou.
Integasi Sosial
Jika Catalonia merdeka dan Messi memutuskan bertahan, sang bintang yang tidak muda lagi harus berintegrasi ke dalam masyarakat dan budaya Katalan.
Barcelona, dan seluruh masyarakat Katalan, mengharapkan hal itu. Ini terlihat dari upaya orang-orang di Barcelona membujuk Messi belajar dan mulai berbicara dengan Bahasa Katalan.
Rekan-rekan masa kecil Messi juga kerap mengajak Messi ikut dalam perayaan dalam tradisi Katalan. Manajemen Barcelona juga selalu mengingatkan Messi akan ‘kontrak politik’-nya bersama Barcelona.
Messi diharuskan mengadopsi perilaku individu sesuai ritme kehidupan Katalan, dan tidak terlibat doping. Namun, situasi global — terutama akibat pandemi Covid-19 — tidak mendukung program Barcelona terhadap Messi.
Laporan terakhir menyebutkan utang Barcelona mencapai 1,2 miliar euro, atau Rp 20,2 triliun. Upaya politisi Katalan melepaskan diri dari Spanyol tak membuahkan hasil setelah hasil referendum ditolak dan pihak berwenang menangkap tokoh-tokoh gerakan separatis.
Sisa Kontrak
Messi kini memiliki sisa kontrak lima bulan. Ia kemungkinan akan mengabaikan kontrak politik yang dibuatnya, dan pergi meninggalkan Barcelona.
Pilihan itu sangat raasional, karena sejauh ini Messi telah mengumpulkan 511 juta euro, atau Rp 8,6 triliun. Jika musim ini Barca juara Liga Champions, trofi yang tak lagi diraih sejak 2015, Messi mengantongi bonus 3,5 juta euro, atau Rp 59 miliar.
Keinginan Messi meninggalkan Barcelona sebenarnya muncul sejak kekalahan paling memalukan atas Bayern Muenchen 2-8, Agustus 2020 lalu. Saat itu Barcelona ngotot keluar, tapi diingatkan tentang syarat kontraknya.
Ia memutuskan tetap bertahan, karena tak ingin hilir-mudik dari dan ke gedung pengadilan. Situasi kejiwaannya kembali tenang setelah presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu mundur dengan seluruh jajaran direksi, Oktober 2020.
Kini, Messi dicurigai membocorkan kontrak politik-nya dengan Barcelona. Messi membantah, tapi isu itu terus menggelinding.