Site icon Jernih.co

Kini, Klopp Dituntut Meraih Dua Gelar Dalam Satu Musim

Liverpool — Dalam sepakbola, olahraga paling kompetitif dan menuntut keberpihakan, sangat jarang seorang manajer memiliki pengaruh di tiga klub berbeda.

Dari yang jarang itu terdapat Juergen Klopp. Melalui kombinasi senyum lebar, taktik inovatif, dan kemampuan mengembangkan ikatan sosial dengan penduduk kota, Klopp menjadi figur tak terlupa di Mainz, Borussia Dortmund, dan kini Liverpool.

Klopp begitu ramah. Ia mampu berkawan dengan siapa pun. Namun, itu saja tidak cukup bagi klub yang lapar gelar domestik selama tiga dekade.

Musim lalu, Klopp memimpin Liverpool meraih gelar Liga Inggris kali pertama sejak 1990. Musim sebelumnya dia membawa pulang gelar Liga Champions.

Jamie Carragher, pemain yang menghabiskan seluruh karier di Anfield, mengatakan Klopp pantas dibicarakan dalam nafas yang sama dengan Bill Shanky — manajer legendaris yang mengubah The Reds dari klub divisi dua menjadi klub terhormat di Liga Inggris dan Eropa.

“Klopp punya kepribadian khusus,” kata Carragher kepada CNN, mengacu pada pengaruh pelatih asal Jerman itu sejak ditunjuk sebagai manajer 2015.

Shanky dan Klopp berbeda. Shanky sepenuhnya berkarier di Liverpool, antara 1959-1974. Klopp dicintai di dua klub yang pernah ditangani; Mainz dan Borussia Dortmund.

“Itulah yang membuat Liverpool membawanya ke Anfield,” kata Carragher. “Klopp kini punya julukan di Liverpool, yaitu Scousser.”

Menurut Carragher, tidak mungkin mengetahui apa yang membuat Klopp begitu sukses.

Kota Sepak Bola

Liverpool adalah kota yang kaya sejarah sepakbola. Ada dua tim di kota ini; Liverpool dan Everton. Keduanya menikmati salah satu persaingan tertua dalam sejarah sepak bola Inggris.

Stadion kedua klub terpisah kurang dari satu mil. Jelasnya, Everton dan Liverpool hanya dipisahkan Stanley Park.

Di tahun 1960-an, Everton dan Liverpool menikmati banyak kesuksesan domestik. Setelah itu, Liverpool menjadi kekuatan dominan dalam beberapa dekade berikut.

Carragher tumbuh sebagai penggemar Everton. Ia membelot ke Liverpool, dengan bergabung dengan akademi The Reds tahun 1988.

Yang pasti, Everton dan Liverpool adalah jantung kota yang terus berdetak.

“Rasanya, Liverpool dilahirkan untuk sepakbola,” kata Carragher. “Namun Liverpool juga dikenal sebagai tempat kelabiran The Beatles.”

The Beatles telah tiada, tinggal tiga personelnya. Sepakbola tidak pernah mati, dan masih akan terus bergulir.

Ekonomi Liverpool juga digerakan oleh sepakbola Laporan Deloitte musim 2017-2018 menyebutkan Liverpool menghasilkan 583 juta dolar AS nilai ekonomi untuk kota.

Selama malam-malam Eropa, atau ketika Liverpool berlaga di Liga Champions, orang-orang datang dari seluruh penjuru untuk menyaksikan The Reds. Hotel dan restoran penuh, taksi tak perlu berebut penumpang.

Ekonomi kota, menurut Carragher, berdenyut kencang saat itu dan orang-orang bertransaksi. Padahal, Liverpool tidak terletak di selatan Inggris yang relatif lebih makmur.

Ekonomi Liverpool sepenuhnya digerakan sepakbola, dan orang-orangnya. Liverpool bukan kota besar, dan sepakbola membuatnya menjadi besar.

Jauh dari Standar

Carragher pensiun 2013, setelah tampil 700 kali untuk Liveprool. Ia menikmati sukses di Liga Champions 2005, dan tak pernah memegang gelar Liga Primer.

Setahun sebelum Carragher pensiun, Liverpool mengakhiri musim di urutan ke delapan Liga Primer. Carragher harus mengakui betapa selama 17 tahun bermain, Liverpool tidak pernah cukup bagus untuk menjuarai Liga Primer.

“Itu bukan rahasia besar,” katanya.

Pemain-pemain yang datang ke Anfield dalam 30 tahun, terhitung sejak kali terakhir memenangkan Liga Inggris, berada di bawah standar yang ditetapkan klub dan penggemar dekade sebelumnya.

Semua itu berubah setelah Klopp datang tahun 2015. Liverpool terangkat naik di klasemen Liga Primer. Lima tahun kemduian Liverpool mengangkat trofi domestik.

Namun, momen kemenangan menjadi agak pahit karena pandemi Covid-19. Pertandingan sisa diselesaikan di stadion kosong di seluruh negeri.

“Tidak ada suporter yang berebut menyentuh trofi dan merangkul pemain,” kata Carragher. “Namun, ada banyak kenikmatan lain.”

Namun, satu gelar saja tidak cukup bagi Liverpool. Tim saat ini sangat spesial, dengan manajer ikonik pada diri Klopp. Fans Liverpool percaya Klopp akan memberi gelar Liga Primer lagi.

Harapan yang tidak berlebihan. Liverpool baru saja mengalahkan dua klub yang sedang berubah; Chelsea dan Arsenal. Bersama Everton dan Leicester City, Liverpool belum terkalahkan di awal musim.

“Saya tidak melihat ada yang berubah musim ini, semoga Liverpool terus meraih kemenangan,” kata Carragher.

Dua Gelar

Seperti semua klub, Liverpol menginginkan satu hal; meraih dua gelar dalam satu musim, yaitu Liga Primer dan Liga Champions. Atau tiga gelar, seperti yang dilakukan Manchester United tahun 1999, meraih gelar Liga Primer, Liga Champions dan Piala FA.

Carragher yakin Klopp bisa melakukannya. Syaratnya, butuh tim hebat untuk melakukannya, sebuah tim dengan kualitas pemain inti dan cadangan yang nyaris sama.

“Hanya ada empat tim terbaik di Eropa, dan Liverpool salah satunya,” kata Carragher. “Jadi, Liverpool bisa mengakhiri musim dengan dua gelar; Liga Champions dan Liga Primer.”

Exit mobile version