- Cina saat ini menguasai sebagian Gunung Kalaish, tempat suci Hindu, Buddha, Jain, dan Bon.
- Cina tidak hanya menggerogoti wilayah India, tapi juga Nepal dan Buthan.
- Teknik yang digunakan adalah mengiris salami dengan kecepatan tinggi.
JERNIH — Cina baru-baru ini mengganti nama Anurachal Pradesh, sebuah propinsi di India, dengan nama Tibet Selatan dan mengklaim sebagai wilayahnya. Ketegangan dengan India di Himalaya memasuki dimensi baru.
Semula, dunia mengira Beijing hanya mengklaim tempat-tempat tertentu di Himalaya — terutama di lokasi terjadi tawuran mematikan tentara Cina dan India — yang berkaitan dengan ketidak-jelasan Garis Aktual Kontrol (LAC).
Ternyata, Cina mengklaim sekujur Anurachal Pradesh — wilayah seluas kira-kira dua kali Swiss — Biara Tawang, tempat ibadan Buddha Tibet berbesar kedua di dunia — sebagai wilayah kedaulatannya
Seorang juru bicara Kementerian Luar Neger India mengatakan klaim Cina benar-benar konyol. Kepada surat kabar The Hindu, juru bicara itu mengatakan pengubahan nama Anurachal Pradesh tidak akan mengubah status propinsi itu sebagai bagian India yang tak terpisahkan.
Gunung Suci Kailash
Beijing tidak memiliki kontrol administratif dan otoritas yang diakui atas wilayah ini. Sejarah situs suci di tempat lain di Himalaya, yang diperebutkan, juga menunjukan betapa tidak konsisten dan kosongnya klaim Cina.
Contoh paling menarik adalah Gunung Kailash. Terletak di sudut barat Tibet, Gunung Kailash diyakini umat Hindu sebagai tempat bersemayam Dewa Siwa — atau dewa kehancuran.
Setara dengan Delphi Timur di Yunani kuno, gunung ini juga diyakini sebagai pusar dunia. Sejumlah peneliti membuktikan terdapat situs di mana peziarah Hindu beribadah sejak era pra-Buddha.
Ikatan peradaban daerah itu dengan India mendapat pengakuan internasional ketika tahun 2019 UNESCO mengakui bagian India dari Gunung Kailash adalah situs warisan budaya dunia.
Wilayah India adalah bagian dari Lanskap Suci Kailash yang lebih luas, yang mencakup 31 ribu kilometer persegi, mengangkangi perbatasan India, Tibet, dan Nepal barat jauh.
Meski mendapat pengakuan UNESCO, India belum sepenuhnya — karena oposisi Cina dan pengaruh besar Beijing sebagai anggota DK PBB — mengklaim sepenuhnya wilayah itu. Namun, sejarah administratif menegaskan wilayah itu bagian dari India.
Gunung Kailash adalah tempat suci bagi empat agama; Hindu, Buddya, Jain, dan Bon. Hinduisme adalah agama tertua dari Lembah Indus, yang menjadi dasar klaim India atas seluruh Gunung Kailash.
Buddha, Jainisme, dan Bon, adalah agama yang lahir belakangan. Buddha dan Jain lahir di India. Bon adalah agama Tibet, yang terpisah dari Buddhisme.
Terlepas dari sejarah adminstrasi dan peradaban, sebagian Gunung Kailash kini berada di bawah kendali Cina. Beijing memblokir akses peziarah India ke situs suci ini dalam beberapa tahun terakhir.
Jika Biara Tawang — biara terbesar umat Buddha di India — jatuh ke tangan Cina, akan lebih banyak pederitaan umat beriman yang akan mengunjungi situs suci ini.
Teknik Mengiris Salami
Beijing akan terus meningkatkan upaya mengambil lebih banyak wilayah Himalaya. Jika saat ini Beijing mengklaim sekujur Anurachal Pradeh dan Gunung Kailash, kelak akan ada bagian Himalaya lain yang diklaim dan berusaha dikuasai.
Saat ini saja Cina membangun ratusan bangunan baru di wilayah yang disengketakan dengan Buthan, dan merambah distrik Humla Nepal. Cina seolah ingin mencaplok semua, sekujur Himalaya.
Beijing tidak hanya memperluas batas klaim historisnya, tapi juga mengingkatkan kecepatan teknik mengiris salami, yaitu secara bertahap mengambil wilayah ekstra tanpa menggunakan kekuatan militer.
Artinya, negara-negara di lereng Himalaya akan menghadapi konsekuensi jangka panjang sangat mengerikan.