Site icon Jernih.co

Korut Curi 300 Juta Dolar Uang Virtual untuk Pengembangan Senjata

JERNIH — Sebuah panel di bawah komite Dewan Keamanan (DK) PBB mengatakan Korea Utara (Korut) terus-menerus secara terang-terangan melanggara resolusi dengan mencuri lebih 300 juta dolar AS, atau Rp 4,4 triliun, asset virtual untuk pengembangan senjata.

“Panel menilai pelaku kejahatan siber terkait Republik Demokratik Rakyat Korea terus beroperasi, mencuri dari lembaga keuangan dan lembaga pertukaran mata uang virtual selama tahun 2020,” demikian laporan panel itu.

Korut juga dituding mengimpor minyak secara ilegal beberapa kali lipat dari jumlah diijinkan berdasarkan resolusi DK PBB.

Laporan itu juga menyebut satu negara anggota PBB memperkirakan nilai asset virtual yang dicuri Korut antara 2019 sampai November 2020 mencapai 316,4 juta dolar AS, atau Rp 4,6 triliun.

Aktivitas siber di Korut dipimpin Biro Umum Pengintaian, sebuah badan di bawah intelejen militer Korea utara.

“Agustus 2020, AS mengidentifikasi ancaman dunia maya baru bernama Beagleboyz, sebuah elemen Biro Umum Pengintaian yang kemungkinan aktif sejak 2014, dan berkaitan dengan pencurian Bank Bangladesh tahun 2016,” kata laporan itu.

Tahun 2015, menurut AS, kelompok ancaman siber ini berusaha mencuri hampir 2 miliar dolar AS, atau Rp 29,1 triliun.

Beli Minyak

Pelanggaran serius Korut, masih menurut panel itu, adalah mengimpor minyak lebih jauh di atas batas yang ditetapkan dalam resolusi DK PBB yaitu 500 ribu barrel.

Tidak disebutkan berapa yang diimpor Korut, tapi panel menduga Pyongyang membeli beberapa kali lipat dari 500 ribu barrel per tahun.

“Menurut citra satelit, data, dan kalkulasi yang diterima dari berbagai negara anggota PBB, pada periode 1 Januari sampai 30 Sepmtember 2020 jutaan barel minyak masuk ke Korea Utara,” demikian laporan itu.

Pengiriman dilakukan kapal-kapal berbendera negara dunia ketiga yang sedemikian besar. Artinya, tidak pernah ada tanker besar merapat ke Korut untuk pengiriman minyak.

Pengembangan Senjata

Korut menggunakan semua mata uang virtual hasil curian untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan senjata nuklir.

“Uang juga digunakan untuk menghasilkan fisil, memelihara fasilitas nuklir, dan meningkatkan infrastruktur rudal balistik,” kata laporan itu. “Negara ini terus mencari bahan dan teknologi dari luar negeri.”

Korut mempertahankan moratorium yang diberlakukan sendiri untuk pengujian nuklir dan rudal jarak jauh. Awal 2020, Pyongyang menyatakan tidak lagi terikat pembatasan itu.

Peluncuran dua rudal balistik jarak pendek adalah bukti Pyongyang bebas menciptakan ketidak-stabilan di kawasan Asia Timur.

Exit mobile version