Robi menilai apresiasi Inggris beserta para delegasi dari berbagai negara tersebut adalah hal yang wajar. Faktanya Indonesia saat ini memang jauh lebih stabil dibanding masa tahun 2002 hingga 2012 lalu, di saat bom-bom dan aneka aksi terorisme datang silih berganti.
JERNIH– Kedatangan Komandan Royal College of Defense Studies (RCDS) Letnan Jenderal Sir George Norton beserta 30 delegasi dari berbagai negara ke markas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) baru-baru ini sejatinya menegaskan pengakuan dunia akan keberhasilan Indonesia dalam melawan terorisme. Kunjungan tersebut sekaligus menunjukkan pengakuan bahwa ada yang perlu dipelajari dunia dari keberhasilan BNPT.
Hal tersebut disampaikan pengamat sosio-politik nasional yang juga pengajar di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional (UNAS), Jakarta, Robi Nurhadi.
Menurut penerima PhD dari Center for History, Politic and Strategy UKM Malaysia dengan disertasi tentang “Perbandingan Strategi Penanganan Terorisme antara Indonesia dan Malaysia” tersebut, apresiasi lembaga think-tank Kerajaan Inggris atau ‘Lemhanas’-nya Britania Raya itu dapat mengisi ruang kelemahan Indonesia dalam penanganan terorisme di kawasan Asia Tenggara.
“Terorisme itu kejahatan transnasional yang menuntut penanganan yang integratif pada satu kawasan agar tidak terjadi celah kerawanan atau istilahnya Window of Vulnerability (WoV),”kata Robi.
Sejak peristiwa Bom Bali 2002, Indonesia sering dianggap biangnya WoV. Itu sebabnya Indonesia banyak dibantu negara-negara lain dalam penanganan terorisme waktu itu.
“Saat ini, kehadiran RCDS jelas menjadi poin penting. Itu artinya BNPT diakui keberhasilannya dalam menutup celah-celah kerawanan aksi terorisme di kawasan,”ujar Robi, yang juga merupakan kepala Pusat Penelitian Pascasarjana UNAS tersebut.
Robi menilai apresiasi Inggris beserta para delegasi dari berbagai negara tersebut adalah hal yang wajar. Faktanya Indonesia saat ini memang jauh lebih stabil dibanding masa tahun 2002 hingga 2012 lalu, di saat bom-bom dan aneka aksi terorisme datang silih berganti.
“Alhamdulillah, saat ini Indonesia bisa menikmati kestabilan dari ancaman terorisme. Benih-benih terorisme telah ditransformasi menjadi benih-benih kerukunan beragama dan perdamaian yang dilandasi kemanusiaan yang tinggi,”kata Robi.
Menurut Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian MUI Pusat itu, semua ini tentu saja merupakan hasil dari kerja kolaboratif semua elemen masyarakat dan negara yang dikordinasi dengan baik oleh BNPT.
Lebih lanjut Robi berharap agar apresiasi dunia terhadap keberhasilan Indonesia melawan terorisme tersebut harus membuat BNPT lebih kuat dalam membangun mekanisme pencegahan celah kerawanan internal, agar langkah-langkah ke depan tidak justru kontraproduktif atas capaian prestasi hari ini.
“Belajar pada pengalaman masa lalu, BNPT harus selalu memastikan bahwa langkah-langkahnya tidak kontraproduktif bagi terciptanya dukungan masyarakat untuk menjadikan Indonesia sebagai wilayah bebas terorisme,”ujar Robi. [ ]