Jernih.co

LA Lakers, Selangkah Menuju Juara NBA 2020

Orlando – LeBron James duduk di lantai sementara teman-temannya bersorak merayakan kemenangan juara wilayah barat. Pertandingan yang menguras tenaga itu telah berakhir. Denver Nuggets hanya mampu bersaing dengan mencuri satu poin. Entah apa yang ada di benak King James, tetapi pertandingan terakhir melawan Nuggets itu seakan mempertontonkan kiprah sang raja.

James menorehkan 38 poin dan 16 rebound, plus assist 10. Defends para pemain Nuggets menghadapi James seolah tidak ada artinya. Jokic yang paling berbahaya bagi anak-anak Lakers hanya bisa menceploskan 20 poin.

Tetapi perjalanan belum berakhir. Masih ada satu pertandingan final menunggu pemenang wilayah Timur, antara Miami Heat dan Boston Celtics.

Jika Celtics menang, maka pertandingan final NBA musim tahun ini merupakan pengulangan 10 tahun silam. Lakers yang masih diperkuat Kobe Bryant sebagai kapten menang tipis 4-3. Tahun 2010 merupakan the last dance Phil Jackson di Lakers membawa ke jenjang juara NBA untuk ke 16 kalinya.

Kala itu Bryant mencetak poin tertinggi dengan rata-rata 28,6. Kemudian ada Pau Gasol si forward centre yang mencetak rata-rata 18,6 poin. Gasol adalah rebounder jempolan. Duet Bryant – Gasol seolah muncul kembali di Orlando. Adalah King James dan Anthony Davis.

Duet maut Lakers; King James (23), Anthony Davis (3)

Davis tampil tak memalukan pada pertandingan ke 5, 26 September lalu. Bahkan ia menempel James dengan meraih 27 poin, 5 rebound dan 3 assist.

Davis memang tidak setinggi Gasol yang mencapai 2,13 meter. Davis hanya 2,08 tetapi dia forward yang berbahaya. Ini tahun pertama Davis bersama Lakers setelah pindah dari New Orleans Pelicans.

Sementara bagi James ini adalah tahun kedua. Duet James – Davis amat cocok. Dalam lima pertandingan final wilayah barat, di kubu Lakers antara James dan Davis saling bergantian menjadi pencetak poin terbanyak. Di game 1 (18 September) Davis raih 37 poin. Game 2 (20 September) lagi Davis memimpin dengan 31 poin. Berlanjut di game 3 (22 September) giliran James mengemas 30 poin meski kalah oleh Nuggets 114-106.

Dua hari kemudian pada game 4, Davis pencetak terbanyak dengan 34 poin. Sampai kemudian berganti lagi ke James yang memungkasi game 5.

Sang pelatih, Frank Vogel jelas berbeda dengan Phil Jackson yang kharismatik dan legendaris. Vogel masih muda dan enam musim menjadi kepala pelatih Indiana Pacers. Rekor tertinggi membawa Pacers sampai juara wilayah tengah.

Lalu pindah ke Orlando Magic selama dua musim, dengan catatan yang tidak lebih baik. Tetapi ia pernah dua kali ditunjuk menjadi kepala pelatih untuk ajang seru-seruan NBA All Stars pada 2014 dan Februari 2020 lalu.

Ini adalah tahun pertama Vogel di Lakers. Dengan modal duet James – Davis, mendadak catatan prestasinya berubah 180 derajat. Dari 71 Lakers bertanding, ia hanya kehilangan 19 game saja. Sisanya membawa kemenangan. Persentase menang-kalah mencapai 0,732 persen. Sebelumnya rata-rata di bawah 0,6 persen.

Catatan Vogel nyaris serupa dengan Phil Jackson. Jackson membawa Lakers lima kali juara NBA. Persentase menang-kalah selama lima kali membawa juara itu sebesar 0,739 persen.

Vogel bisa jadi harapan baru jika begini. Kendati baru sekali, tetapi bisa meraih persentase yang pernah dibuat Jackson.

Tuntas tugas mengakhiri perlawanan Nuggets

Kembali ke James yang duduk seakan terbengong. Tampaknya ia seperti baru saja menuntaskan tugas dan janjinya kepada anak-anak Lakers. “Rekan setim saya bilang, ‘bawa kami pulang’,  dan itu adalah tanggung jawab saya untuk mencoba membuat permainan yang benar dan melakukan hal yang benar di lapangan untuk membantu kami memenangkan pertandingan,” kata James. Betapa tidak sudah beberapa bulan mereka berada di Orlando yang berjarak lebih dari 4.000 km dari Los Angeles.

James mengantarkan Lakers dan seluruh tim dengan caranya mencetak tripel dobel. Lakers membuat jarak yang lebar terhadap Nuggets. Ketika posisi sudah 3-1, Lakers tak membiarkan Nuggets mencuri lagi, agar anak-anak bisa segera pulang. (*)

Exit mobile version