- Jin menggunakan kata ‘Laut Timur’ dalam lagu itu.
- Padahal, nama internasional untuk perairan sengketa itu adalah Laut Jepang.
- Orang Korea dari dulu ogah menggunakan kata ‘Laut Jepang’, karena Laut Timur lebih netral.
- Jin dipuji di Korsel, dimaki di Jepang.
JERNIH — Jin, salah satu anggota BTS, merilis lagu yang membuat publik Jepang marah.
Korea Times memberitakan Super Tuna, lagu yang dirilis Jin, menggunakan kata ‘Laut Timur’ untuk menyebut perairan yang disengketakan Jepang dan Korea. Publik Jepang menolak kata itu, dan lebih suka menyebut Laut Jepang.
Jin merilis lagu yang ditulisnya, dengan video musik spesial, melalui saluran YouTube resmi BTS pada 4 Desember untuk merayakan ulang tahunnya ke-29.
Lagu yang catchy, dengan koreografi tingan, segera mendapatkan popularitas di media sosial. Video itu telah dilihat 26 juta dan berada di peringkat 10 trending video teratas di YouTube selama lebih sepekan.
Tagar ‘Super Tuna’ dan ‘Super Tunachallenge’ di TikTok masing-masing mengumpulkan lebih 140 juta dan 48 juta postingan. Namun, sejumlah pengguna Internet di Jepang memprotes lirik; ‘Ke mana perginya ikan saya? Laut Timur atau Laut Barat?
“Sangat mengecewakan. Jin menjatuhkan lagunya sendiri dengan penggunaan kata ‘Laut Timur’ bukan ‘Laut Jepang’ — satu-satunya nama yang diakui secara internasional,” tulis seorang pengguna Twitter Jepang.
Yang lain mengatakan; “Jika liriknya telah dikonfirmasi HYBE, agensi BTS, itu artinya perusahaan menganggap enteng Jepang. Kami harus memprotes keras perusahaan itu agar mengubah liriknya.”
Pengguna Internet Korea Selatan (Korsel) merespon. Menurut mereka, seharusnya itu tidak menjadi masalah. Jin adalah warga Korsel, dan memang harus menyebut perairan itu ‘Laut Timur.
“Jin mempromosikan nama ‘Laut Timur’ secara global. Kita harus berterima kasih padanya,” tulis seorang pengguna Internet Korsel dalam komentar artikel berita di Never.
HYBE, agensi BTS, belum memberi pernyataan resmi. Seo Kyung-duk, akademisi dan aktivis yang sekian lama terlibat kampanye publik untuk memperbaiki sejarah Koea, mengatakan kemarahan pengguna Internet Jepang mencerminkan ketakutan akan pengaruh Korea yang semakin besar di panggung politik global.
“Kejadian ini menunjukan ketakutan mereka atas pengaruh global BTS, dan peningkatan kasus di luar negeri ketika nama Laut Timur dan Laut Jepang digunakan bersamaan,” tulis profesor pendidikan umum di Universitas Wanita Sungshin itu.
Jadi, masih menurut Kyung-duk, ini moment terbaik Korea untuk mempromosikan nama ‘Laut Timur’ di masyarakat internasional.