Site icon Jernih.co

Malaysia dan Filipina Deteksi Mutasi Covid Sepuluh Kali Lebih Mudah Menular

Di Malaysia virus ini dibawa seorang pria yang baru dari India. Ia melanggar ketentuan karantina dan menginfeksi lebih dari 45 orang.

JERNIH- Malaysian Institute for Medical Research mendeteksi mutasi baru virus corona (COVID-19) yang lebih mudah menyebar ke manusia dibanding strain virus asal kota Wuhan.

Mutasi yang diberi nama D614G ini dideteksi oleh pada empat kasus COVID-19 di Malaysia, yakni kasus yang berasal dari dua klaster, yakni klaster Sivagangga dan Ulu Tiram.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah, beberapa waktu lalu. Noor juga mengingatkan warga agar lebih waspada karena mutasi yang ditemukan pada Juli lalu ini, sepuluh kali lebih mudah menular ke orang lain.

“Ini artinya masyarakat perlu lebih sadar dan lebih hati-hati karena virus COVID-19 dengan mutasi D614G telah terbukti terdeteksi di Malaysia. Ini bisa 10 kali lebih mudah menginfeksi individu-individu lain dan mudah menyebar jika disebar oleh individu ‘super spreader,’” Noor Hisham via Facebook, beberapa waktu lalu.

Super spreader merupakan orang yang terinfeksi Covid-19 dan tidak menunjukkan gejala (carrier). Mereka bisa menularkan penyakit Covid-19 itu ke banyak orang lain. Jika umumnya carrier menularkan pada 2 hingga 3 orang lain maka super spreader (penyebar super) bisa menularkan pada 11 hingga puluhan orang lain.

Noor mengingatkan masyarakat Malaysia agar mematuhi disiplin protocol kesehatan, seperti menjaga jarak fisik, sering mencuci tangan dengan sabun, serta mengenakan masker terutama saat di tempat umum atau ramai.

Selain di Malaysia, Bloomberg juga melaporkan, virus ini ditemukan juga di Filipina. Di negara itu, strain virus jenis ini ditemukan pada salah satu sampel tes Covid-19 di Manila.

Phillipines Genome Center (PGC) di Filipina mengkonfirmasi keberadaan G614 atau varian G mutasi virus corona penyebab Covid-19 dalam sampel kecil kasus dari Kota Quezon.

“Melalui pengamatan G614, peneliti mengklaim bahwa mutasi tersebut dapat meningkatkan penularan virus,” tulis PGC  melalui buletin SARS-CoV-2 yang terbit 13 Agustus 2020, dikutip dari GMA News pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Dokter Edsel Salvana, pakar penyakit menular di Filipin menduga, lonjakan infeksi Covid-19 di Filipina pada Juli lalu sebagian berkaitan dengan keberadaan varian G tersebut. Namun saat itu, Filipina belum mendeteksi keberadaannya.

Mutasi virus corona SARS-CoV-2 turunan D614G pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan pada bulan Juli di Amerika Serikat dan Eropa. Kehadiran virus ini dikhawatirkan akan menyebabkan vaksin yang tengah diuji saat ini tidak efektif menangkal virus varian ini. (tvl)

Exit mobile version