Jernih.co

Mengenang Briggite Bardot, dari “Sex Kitten” Menjadi Pejuang Satwa

“Saya memberikan masa muda saya kepada manusia, dan kini saya memberikan sisa hidup saya untuk hewan.” – Briggite Bardot (1934-2025).

WWW.JERNIH.CO –  Brigitte Bardot adalah salah satu wajah paling ikonik dalam sejarah sinema abad ke-20. Perempuan  yang akrab dikenal dengan inisial B.B., mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu, 28 Desember 2025, di usia 91 tahun.

Ia berpulang dengan tenang di kediaman pribadinya, La Madrague, sebuah tempat perlindungan yang tenang di Saint-Tropez, pesisir selatan Prancis. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memberikan penghormatan terakhir dengan menyebutnya sebagai “jiwa Prancis” yang melambangkan kebebasan dan transformasi budaya pada masanya.

Lahir di Paris pada tahun 1934, perjalanan Bardot bermula bukan di depan kamera, melainkan di atas panggung balet. Bakat dan kecantikan alaminya kemudian membawanya menjadi sampul majalah Elle di usia remaja, yang menjadi jembatan menuju dunia akting.

Namun, dunia baru benar-benar mengenalnya pada tahun 1956 lewat film And God Created Woman (Et Dieu… créa la femme). Di bawah arahan suami pertamanya, Roger Vadim, Bardot tidak hanya berakting; ia menciptakan sebuah fenomena baru.

Keberaniannya menampilkan seksualitas yang bebas dan provokatif meruntuhkan tabu-tabu konservatif pasca-perang, menjadikannya simbol pembebasan wanita sekaligus ikon “sex kitten” yang tak tertandingi oleh siapa pun pada masanya.

Meskipun karier aktingnya terlihat gemilang dengan film-film seperti The Truth (1960) dan maha karya Jean-Luc Godard, Contempt (1963), Bardot selalu merasa tercekik oleh ketenaran. Kehidupan pribadinya yang penuh gejolak—termasuk empat pernikahan (Roger Vadim, Jacques Charrier, Gunter Sachs, dan Bernard d’Ormale) serta hubungannya yang rumit dengan putra tunggalnya, Nicolas-Jacques Charrier—selalu menjadi santapan empuk media.

Kelelahan terhadap sorotan lampu kilat itulah yang kemudian memicu keputusan radikalnya pada tahun 1973: pensiun sepenuhnya dari dunia hiburan di puncak popularitasnya demi mengabdikan hidup bagi kesejahteraan hewan.

Paruh kedua hidup Bardot adalah tentang aktivisme yang gigih. Melalui The Brigitte Bardot Foundation yang didirikan tahun 1986, ia mengubah pengaruhnya yang sangat besar menjadi kekuatan politik untuk membela makhluk hidup yang tak bersuara.

Ia rela menjual perhiasan dan barang-barang pribadinya demi mendanai yayasan tersebut. Namun, fase hidup ini juga dibayangi oleh kontroversi tajam. Pandangan politik sayap kanannya dan pernyataannya yang vokal mengenai imigrasi dan Islam di Prancis membuatnya beberapa kali didenda oleh pengadilan atas tuduhan menghasut kebencian rasial.

Kontroversi ini menciptakan dikotomi unik pada sosoknya: seorang penyelamat hewan yang penyayang, namun juga sosok yang keras dan memecah belah dalam isu sosial-politik.

Pengaruh Brigitte Bardot dalam dunia mode melampaui sekadar pakaian yang ia kenakan; ia adalah arsitek dari standar kecantikan baru yang dikenal sebagai “effortless French style” atau gaya “chic berantakan”.

Salah satu warisan terbesarnya yang masih hidup hingga hari ini adalah Bardot Neckline, potongan kerah lebar yang mengekspos kedua bahu, menciptakan kesan feminin yang sensual namun tetap elegan. Gaya ini dipadukan dengan riasan mata smokey eye yang tebal serta tatanan rambut pirang bervolume yang tampak acak-acakan (mussed-up hair), sebuah kontras yang mendobrak kekakuan gaya glamor Hollywood pada masanya.

Kehadiran Bardot juga mengubah peta pariwisata dunia. Sebelum kehadirannya, Saint-Tropez hanyalah desa nelayan yang tenang di Prancis. Namun, setelah Bardot terlihat sering mengenakan bikini di pantai-pantainya—sebuah pilihan busana yang dianggap sangat berani kala itu—dan mempopulerkan sepatu balet flat (Repetto) di jalanan berbatu desa tersebut, Saint-Tropez seketika berubah menjadi destinasi mewah bagi jet set dunia.

Keberaniannya dalam bergaya juga terlihat saat ia menggunakan bahan kain sederhana seperti katun motif kotak-kotak (gingham) untuk gaun pengantinnya, sebuah langkah yang mendobrak aturan mode konvensional dan memicu tren global yang bertahan selama puluhan tahun.

Ia pernah dengan tulus berujar bahwa ia telah memberikan masa muda dan kecantikannya kepada manusia, sehingga sisa hidupnya adalah untuk memberikan kebijaksanaan serta pengalaman bagi perlindungan satwa. Dedikasi ini ia buktikan lewat aksi nyata, seperti saat ia melakukan perjalanan ke Kanada utara pada tahun 1977 untuk memeluk bayi anjing laut sebagai protes terhadap perburuan bulu, sebuah foto ikonik yang berhasil menekan Parlemen Eropa untuk melarang impor kulit anjing laut.

Ia menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan hidup terisolasi di rumahnya, jauh dari hiruk-pikuk sosial Paris, hanya dikelilingi oleh anjing, kucing, dan kuda-kuda penyelamatnya. Bardot adalah bukti nyata dari sebuah transformasi; dari seorang wanita yang dipuja karena fisiknya, menjadi seorang pejuang yang dihormati karena keteguhan prinsip dan kasih sayangnya terhadap makhluk hidup.

Terlepas dari segala kontroversinya, sulit untuk menyangkal bahwa dunia tanpa Brigitte Bardot akan kehilangan salah satu warna paling berani dan otentik dalam sejarah kebudayaan modern.(*)

BACA JUGA: Macron Kembali Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Prancis

Exit mobile version